Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia: Makhluk Setengah-Setengah

27 April 2023   21:12 Diperbarui: 27 April 2023   21:15 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia, si makhluk setengah-setengah.

Mengapa? Setengah-setengah bagaimana?

Normalnya manusia memang memiliki sel penakut dan sel berani yang sama besar. Kadang-kadang merasa sok, kadang merasa lempeng seperti pasir. Itu normal, tidak ada yang salah, karena emosi dan otak memang mengatur manusia seperti itu.

Namun, kita semua sebenarnya adalah makhluk setengah-setengah. Jika ditanya mati kedinginan atau mati kepanasan, kamu pilih mana? Kalau disuruh mati kekenyangan atau mati kelaparan, kamu pilih mana. Kalau disuruh memilih mati karena kesepian di atas puncak atau mati dibawah terinjak, pilih mana?

Manusia tidak terlalu suka dingin, sukanya sejuk. Manusia tidak terlalu suka panas, sukanya hangat. Manusia tidak suka kesendirian di puncak, sukanya di tengah-tengah. Tidak suka kelaparan, tidak suka kekenyangan. Di tempat ramai merasa tenggelam, di tempat sepi merasa hilang. Diperhatikan dengan ratusan kamera setiap hari, merasa muak. Diabaikan, merasa tidak berguna. Kulit terlalu putih dikira bukan orang indo, kalo hitam diolok negro. Cakep banget, dibilangnya terlalu sempurna, kalau jelek banget, sudah jangan ditanya.

Kita adalah makhluk setengah-setengah, yang takut dengan rasa "ketinggian" tapi juga takut dengan "lembah paling bawah". Karena itu manusia menciptakan kata "NORMAL" yang pada dasarnya itu adalah golongan orang-orang yang tidak suka melewati batasan, takut perbedaan, dan khawatir akan "tenggelam".

Ingin hidup di negara maju, tetapi kalau peradabannya terlalu maju, jadi ngeri sendiri. Tetapi gak mau jadi negara terbelakang dan miskin. Yang diinginkan hidup di negara yang makmur sejahtera, meskipun gak terlalu maju-maju amat. Takut jadi miskin, tapi kalau terlalu kaya mesti bayar pajak ini itu. Yang diinginkan hidup kecukupan dan bahagia. Terlalu banyak teman, seringnya malah menyusahkan, tidak punya teman, merasa kesepian. Yang diinginkan adalah punya teman tapi yang bener-bener teman.

Kita adalah makhluk setengah-setengah. Karena itu Tuhan menyiapkan roda kehidupan yang stabil. Kadang di atas kadang di bawah. Kadang berputar kencang kadang berputar lambat. Rupanya hal itu adalah untuk memenuhi ekspektasi manusia mengenai kehidupan.

Sekian.

Jan 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun