Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

K-Pop, Self-Healing, dan Stereotip (Part 1)

1 Februari 2021   17:12 Diperbarui: 1 Februari 2021   17:27 2462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian pertanyaan pertama mari dimunculkan lagi. Apakah mereka pantas mendapat stereotip dan label buruk? Realitanya, meskipun banyak yang berbuat kebaikan seperti contoh di atas, label alay, bucin overdosis, gila dan lain-lain masih menempel. Alasannya bukan hanya satu, misalnya Fan War dan Sosmed Power.

Fanwar adalah perang secara offline maupun online yang dilakukan oleh dua kelompok fanbase berbeda. Sedangkan Sosmed Power, saya menyebutnya pribadi sosmed power karena kekuatan para kpopers sangat besar dan dapat diandalkan dalam kehidupan online. Misalnya memunculkan trending, entah itu di Twitter, Facebook, Instagram dan lainnya. Tidak hanya itu internet benar-benar seolah medan mereka dimana para kpopers dapat bebas menyatakan apapun opininya termasuk mempengarui (hal baik), memprovokasi (hal buruk) atau menyebarluaskan sebuah informasi. Kekuatan tersebut tidak main-main tandingannya.

Dan kalau dipikir dan ditimbang kembali, semua hal memang memiliki sisi positif dan negatif. Tentu saja tidak semua k-popers tetap berada di garis batas seperti contoh diatas, banyak pula yang melebihi batas sewajarnya. Seperti lebih mencintai negari Ginseng tersebut daripada negara sendiri, sering menggunakan uang untuk merchandise atau tiket konser, dan sisi negatif lainnya yang mungkin dimiliki, mungkin ya. Bahkan jika ditelaah lagi, banyak dari mereka yang sengaja menabung sangat lama untuk nonton konser, membeli lightstick dan keperluan fans lainnya (Bukankah itu menciptakan kebiasaan menabung yang baik?)

Percayalah! Kalau kalian para non-kpopers hanya melihat dari sisi negatif pasti... pasti ada. Namun itu tidak membuat para k-popers menjadi buruk seutuhnya. 

Saya sampaikan kembali bahwa segala sesuatu ada sisi positif dan sisi negatif. Dan setiap kpopers pun memiliki sifat, kepribadian dan sikap yang berbeda, sama halnya non-kpopers. Jika hanya melihat dari sisi negatif, seterusnya bahkan selamanya yang muncul hanyalah ketidaknyamanan, kebencian bahkan pertikaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun