Mohon tunggu...
Fatma Taher
Fatma Taher Mohon Tunggu... Guru - Seorang ibu Pembelajar

Mari berkarya lewat kata dan temukan dunia baru di setiap kalimat!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Darah dan Doa di Tanjung Mafu Tabe

18 Agustus 2024   07:55 Diperbarui: 18 Agustus 2024   07:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh:Fatma Taher

Di ufuk timur, saat fajar masih remang
Tanjung Mafutabe berdiri kokoh, diam tanpa bimbang
Angin membawa harum laut yang membasuh luka
Namun tak meredam jejak sejarah yang tersimpan di dada

Di sana, di tanah berpasir merah,
Nenek Amina Sabtu dengan tangan keriputnya
Menggenggam erat bendera yang terjahit dalam doa
Setiap benang yang ia rajut adalah janji kepada bangsa

Abdullah, dengan mata yang menyala oleh semangat
Menyambut bendera yang penuh dengan harapan
Di ujung tiang yang tinggi menjulang
Merah putih perlahan-lahan terbang, memeluk langit yang lapang

Mereka bukanlah pahlawan dengan pedang dan senjata
Namun darah dan doa mereka tertanam di tanah ini
Di Timur Indonesia, di ujung negeri yang kadang terlupa
Mereka mengibarkan kebebasan, meski dalam sepi dan sunyi

Di Tanjung Mafutabe, tak ada sorak atau gemuruh
Hanya deru ombak yang menyapa
Namun dalam hening, doa Nenek Amina dan Abdullah mengalun
Mengiringi bendera yang berkibar, menjadi saksi bagi anak-cucu bangsa

Darah yang tertumpah bukan untuk menangis
Doa yang terucap bukan sekadar harapan
Di Timur Indonesia, di bawah langit yang sama
Mereka telah merajut mimpi dalam merah putih yang setia

Mafutabe, tempat di mana bendera berkibar
Menjadi saksi abadi bagi mereka yang bertaruh nyawa
Dalam darah yang tertumpah, dalam doa yang tulus mengalir
Mereka telah mengikat sejarah, yang tak akan pernah pudar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun