Mohon tunggu...
Fatma Dewi
Fatma Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyair

Halo, saya Fatma. Saat ini saya sedang menyibukkan diri di dunia literasi, seni dan sastra. Saya memulai dunia seni berawal dari usia 10 tahun di bidang seni rupa, sastra puisi dan memasuki dunia teater ketika di bangku kuliah. Ibu saya yang membawa saya pada ketertarikan dunia seni, sastra dan literasi. Dalam hidup saya, saya banyak mendapatkan kegagalan dalam berbagai kompetisi, hingga lebih dari 90 kompetisi. Hal ini tidak membuat saya patah semangat, karena hidup akan selalu berproses hingga akhir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Kesadaran

3 Januari 2025   14:25 Diperbarui: 3 Januari 2025   14:20 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menerima yang datang adalah baik dan buruk, enak dan tidak. (Sumber foto: Quotes Fatma Dewi)

 Pentingnya Kesadaran

       Adaptasi terhadap lingkup sosial beserta lingkarannya, mau tidak mau harus dijalani setiap orang, setiap hari kita akan dipertemukan oleh orang dalam berbagai sudut pandang yang berbeda.

       Hubungan manusia dengan manusia lainnya menghasilkan kontrol untuk memenuhi kepuasan ego pribadi yang akhirnya berdampak pada berbagai hal. Hal yang paling mendasar adalah hubungan dalam berkomunikasi menghasilkan interaksi dan menjadikan sebuah pengaruh besar dalam diri masing-masing. Misalnya, menghadapi ketidaktahuan orang lain kemudian tidak menjadikan hal itu maklum, dan memaksa menjadi sama bahkan setara baik secara sosial, ekonomi maupun pendidikan. 

       Hal-hal tersebut memicu setiap orang untuk menjadi yang bukan diri mereka sendiri. Akibatnya banyak ketakutan-ketakutan terjadi ketika menerima orang baru untuk datang dalam hidup, padahal mau ataupun tidak, kita tidak bisa menolak sesuatu yang datang. 

       Maka disini pentingnya kesadaran atas mengolah ego untuk memahami sesuatu dengan dimulai dari diri sendiri. Kesadaran akan emosi. Emosi berupa rasa sedih, senang, kecewa, marah, bahkan rasa hambar. 

       Tentunya tidak mudah ketika kita berbicara mengolah rasa. Maka hal-hal yang terjadi dalam kesadaran akan merubah cara bersikap kita ketika menghadapi ketidaktahuan orang lain. Sikap apa yang bisa kita ambil? Tentunya sikap yang mudah adalah cukup mendengarkan dan menerima. 

       Dalam hidup kita sudah dipusingkan oleh perjalanan panjang yang rasanya tidak kunjung usai. Berbagai masalah bertubi-tubi datang dan menjadikan kita justru harus semakin terbiasa bukan semakin melemah. Ada beberapa hal yang tidak perlu kita pikirkan dan tentunya itu hal diluar kendali kita, yaitu jangan terlalu memikirkan masalah orang lain, jangan mencari-cari rasa yang paling tidak mengenakkan, dan memikirkan pendapat orang lain tentang diri kita.

       Bertemu dua hingga lima kepala, maka akan ada dua hingga lima pikiran yang berbeda dengan karakter yang berbeda. Maka fokus terhadap diri sendiri disini sangatlah penting. 

       Untuk 2025 ini mari kita mulai dengan jadikan diri kita lebih bermanfaat untuk diri sendiri, lebih sadar akan kesehatan mental, lebih sadar tentang diri pribadi dan tentunya jangan menolak sesuatu yang akan dan sudah terjadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun