Ada yang berbeda dari penampilan seragam pegawai negeri sipil (PNS) kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto menambah dan memberikan atribut baru kepada seluruh jajaran Kementerian ATR/BPN.
Atribut tersebut antara lain tongkat komando, baret, dan tanda pangkat yang akan dipakai lengkap bersama dengan pakaian dinas harian (PDH).
Seragam baru jajaran pegawai itu diluncurkan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di The Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (26/07/2022).
"Saya mengumpulkan seluruh pejabat pusat dan daerah Kementerian ATR/BPN, kurang lebih 1.000 orang (termasuk seluruh Kakanwil dan Kakantah) untuk diberikan arahan sekaligus merapatkan barisan dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan masyarakat," kata Hadi Tjahjanto
Seragam baru tersebut menuai kecaman dari dari berbagai pihak dari mulai partai politik, jajaran wakil rakyat kita sampai netizen yang budiman pun turut berkomentar.
Banyak yang menganggap bahwa pergantian seragam tersebut tidak esensial atau dalam bahasa kasarnya "tidak penting". Ada juga yang menilai bahwa seragam dan atribut tersebut memberi kesan militer pada institusi sipil bahkan ada yang mengait-ngaitkan dengan kebangkitan orde baru dan komentar-komentar berlebihan lainnya. Yah memang menteri yang baru ini merupakan mantan panglima TNI dan seorang jendral TNI. Mungkin Pak Jokowi salah ketik dari yang harusnya menteri pertahanan jadi menteri pertanahan.
Akan tetapi, penulis menganggap hal yang dilakukan oleh Hadi Tjahjanto ada benarnya. Ada yang menyebutkan bahwa otoritas memang harus ditunjukkan di panggung-panggung, harus ditunjukkan dengan atribusi-atribusi dan juga harus ditunjukkan dengan berbagai ancaman-ancaman jika kita tidak tunduk pada otoritas tersebut.
Kitab-kitab agama cukup sebagai contoh otoritas memang harus ditunjukkan. Dalam kitab-kitab agama kita dituntut untuk mematuhi suatu otoritas di atas langit sana dan apabila tidak, maka kita akan menerima konsekuensinya: Kita diusir dari surga.
Itu juga yang diinginkan otoritas di bawah langit untuk bisa kita percayai. Yah mereka adalah para kepala pemerintahan(termasuk Pak Hadi), dokter, ilmuwan dan lain sebagainya.
Otoritas menginginkan pengakuan dan terus menerus mencari cara untuk menegaskan status mereka. Dokter dan peneliti mengenakan jas putih. Direktur bank menggunakan jas dan dasi. Raja memakai mahkota. Anggota militer menyandang pangkat(kali ini yang bukan militer ikut-ikutan). PNS memakai baju coklat-coklat dengan berbagai pin warna keemasan di bahunya yang menyilaukan mata dan membuat hati anak muda bergetar ingin memilikinya. Hari ini bahkan lebih banyak lambang dan barang yang digunakan untuk mengisyaratkan keahlian. Otoritas berubah seperti mode, dan masyarakat mengukutinya.