Mohon tunggu...
Fatkhur Rozaq
Fatkhur Rozaq Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Hidupku Belum Berakhir

8 Mei 2017   14:38 Diperbarui: 8 Mei 2017   19:28 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PERJALANAN HIDUPKU BELUM BERAKHIR

Namaku adalah Fatkhur Rozaq, aku lahir tepatnya pada tanggal 22 Agustus 1990 di Gondoharum. Desa Gondoharum adalah desa tempatku dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga yang sangat mencintaiku, keluarga yang memeluk agama islam tentunya. Nama ayahku Abdul Fatah dan ibuku Anifah, aku merupakan anak yang kedua dari emapat bersaudara. Dari kecil aku diajarkan mandiri dalam segala bidang, mulai dari mandi, membersihkan rumah, menyapu, mencuci piring maupun mencuci baju pribadiku. Tidak hanya pekerjaan rumah saja yang diajarkan oleh keluargaku ilmu agamapun tak kalah pentingnya, sejak masih duduk dibangku Sekolah Dasar aku telah diajarkan untuk belajar mengaji, dengan masuk sekolah TPQ

Aku di sekolahkan dari SD sampai MA. Waktu terus berlalu umur kedua orang tua sudah menginjak 55 tahun ibu dan ayahku 64 tahun, Setelah selesai MA akupun melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan belajar sungguh-sungguh dan akan membanggakan orang tua serta keluargaku. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus yang dikenal dg STAIN KUDUS adalah perguruan tinggi yang aku banggakan, diperguruan tinggi ini aku lebih tertarik pada Fakultas Dakwah. Dengan semangat yang tinggi usaha yang keras serta doa yang tak pernah dilupakan aku melangkah dari pintu rumah aku berjanji akan pulang membawa keberhasilan dan membawa gelar Sarjana Pendidikan, dengan air mata berlinangan aku menatap ayahku begitu besar harapan yang ia tanamkan pada diriku, ia tidak mau harta, yang ia mau hanyalah melihat anaknya sukses dan menjadi orang yang berguna bagi bangsa, negara, dan hari akhir nantinya.

Inilah Kudus, disinilah aku menuntut ilmu dan meraih cita-citaku. Di kota kelahiranku, aku kuliah dibiayai oleh bapakku sendiri tapi uang saku harus cari sendiri karna memang keadaan yang mengharuskan itu, saya siap dan tidak masalah. Selama kuliah aku maencari uang dengan berjualan pulsa dan juga cari sampingan kerja di suatu toko oleh oleh. Toko Kenia itulah tempatku bekerja selama aku kuliah di STAIN untuk memenuhi kebutuhan uang saku dan uang jajanku setiap hari. Kadang kala Aku mengandalkan hasil dari gajianku setiap bulannya untuk membantu ayah buat membayar semsteran dikampus.

Berjalannya waktu aku terlena dengan keadaan yang suka jalan jalan pergi kesana kemari sampai lupa dengan kewajibanku sebagai mahasiswa sehingga itu berakibat di semester tuaku seharuse aku sudah menyelesaikan skripsi dan wisuda, eh malah aku melalaikannya. Entah dapat angin apa setelah penyelan itu aku berubah menjadi pribadi yang lebih agamis, suka bersholawat dan main rebana, itu tidak lepas dari nasehat ayahku sendiri. Sehingga akhirnya aku pindah di UNISNU Jepara itupun karan tekadku bulat. Karana setelah kejadian itu aku menyesal apa yang dulu aku lakukan kenapa tidak secepatnya menyelesaikan studi dengan target dari awal semestetr 9 haris sudah lulus. Kegiatanku sekarang lebih memanfaatkan waktu untuk yang lebih bermanfaat daripada menyianyiakannya.

Inilah kisahku semoga bisa jadi pembelajaran diriku sendiri dan juga bagi pembaca. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun