Mohon tunggu...
Fatkhur Rozi
Fatkhur Rozi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Jasmani dan Olahraga di IAIN Salatiga dan Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKAI DAN II, Anggota Pengurus Pusat Studi Gender dan Anak IAIN Salatiga

just play, have fun, enjoy the game, and get the goal Kebenaran jika hanya didiamkan tidak disuarakan dan diamalkan akan menjadi sebuah keniscayaan belaka. Belajar tidak hanya memahami, belajar perlu diamalkan. kita menjadi bisa karna terbiasa, terbiasa butuh pembiasaan, pembiasaan butuh latihan. Saat ini saya sedang latihan menulis....". Belajar, berkarya, bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nikmatnya Kopi Tiga Ribu di Desa 1000 Gazebo

12 Desember 2021   22:19 Diperbarui: 12 Desember 2021   22:31 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Deretan gazebo di Desa Kemetul*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

Pagi ini kami sekeluarga memutuskan jalan-jalan menaiki motor menyusuri daerah di dekat tempat tinggal kami. Sebagai informasi, kami merupakan keluarga kecil dengan satu anak usia dua tahun yang tinggal dekat dengan Terminal Tingkir Kota Salatiga. Kebiasaan kami mengisi weekend memang senang dengan jalan-jalan ke desa-desa atau tempat-tempat yang jauh dari hiruk pikuk dunia perkotaan. Biasanya kami jalan-jalan menelusuri tempat di Salatiga ataupun Kabupaten Semarang yang belum pernah kami kunjungi. Selain itu, terkadang kami jalan-jalan di sekitar daerah Welahan (Jepara) ataupun Bekangan (Boyolali) saat kami berkunjung ke kampung halaman. Singkat cerita hari ini kami pergi ke sebuah desa yang terletak di Kabupaten Semarang dan dekat dengan Pacuan Kuda Tegalwaton, desa itu adalah Desa Kemetul.

Menurut keterangan salah satu warga setempat, nama Desa Kemetul dipengaruhi dari sejarah cikal bakal desa tersebut yang bermula dari mbah ketul (sejarah mataram islam). Dari nama mbah ketul inilah kemudian sampai sekarang disebut Desa Kemetul. Sedangkan saat ini, desa ini terkenal dengan sebutan desa 1000 gazebo. Ya, jika kita melewati jalan tol Semarang-Solo setelah pintu papan petunjuk pintu keluar Salatiga, ke arah solo sekitar 2-3 menitan disebelah kanan jalan kita akan mendapati banyaknya gazebo berjejer di pinggir hamparan sawah. Keterangan lanjut dari salah satu warga menyebut bahwa gazebo-gazebo ini dikembangkan dari acara rutinan yang disebut jolenan. Jolenan (bahasa jawa: ojo lalen) secara harfiah bermakna "jangan lupa". Jolenan diadakan setiap menyambut hasil panen padi dengan menyelenggarakan selamatan (sedekah secara beramai-ramai) dengan berbagai jenis gunungan yang disajikan, didoakan bersama-sama, dan dinikmati bersama-sama. Dari jolenan ini daripada tidak ada tempat untuk berteduh yang rapi dan permanen, akhirnya warga secara bersama-sama sekitar tahun 2016 mendirikan gazebo-gazebo ini.

*Deretan gazebo di Desa Kemetul*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
*Deretan gazebo di Desa Kemetul*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

Kita dapat menikmati pemandangan hamparan sawah dan sejuknya udara desa, serta ramahnya warga kemetul dengan mengunjungi gazebo ini. Tidak seperti di tempat wisata umumnya yang mematok harga jajan di atas harga umumnya di pasaran (selain tempat wisata), disini harga yang ditawarkan sangat murah. Mulai dari harga gorengan lima ratusan, jajanan anak lima ratusan, kopi tiga ribuan, dan sate sepuluh ribuan, serta yang lainnya. Untuk membantu perawatan dan pengelolaan kebersihan gazebo, kita hanya diminta membayar retribusi sejumlah 3 ribu rupiah. Pengelolaan gazebo ini sendiri dikelola secara swadaya masyarakat. Selain gazebo, di tempat ini sebenarnya juga menawarkan tempat untuk spot foto. Namun, saat saya mengunjungi keadaan tempat spot fotonya butuh sentuhan renovasi.

*Segelas kopi tiga ribu*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
*Segelas kopi tiga ribu*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

Kemetul merupakan salah satu pengembangan desa wisata yang perlu kita jaga dan lestarikan bersama. Dengan berbekal uang saku minimalis, kita bisa berkomunikasi secara romantis sepanjang perjalanan dengan pasangan kita ataupun teman dan sahabat kita. Obrolan bisa berlanjut semakin manis saat tiba di gazebo dengan sejuknya angin sepoi-sepoi disambut pilihan menu minuman hangat. Tidak hanya itu, deretan warung yang ada menawarkan suguhan menu makanan dengan cita rasa khas desa, mulai dari soto, mie ayam, bakso, sate ayam, sate kambing, sampai dengan gendar pecel (bagi yang belum tahu gendar pecel, segera saja datang ke Desa Kemetul dan jangan lupa nikmati dengan gorengan dan segelas kopi). Kita tidak melulu harus berwisata ke tempat-tempat hits, sesekali kita luangkan waktu mengunjubgi nikmatnya suguhan desa-desa wisata sembari membantu perekonomian warga setempat.

*pemandangan hamparan sawah hijau dengan garis jaoan tol Semarang-Solo*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
*pemandangan hamparan sawah hijau dengan garis jaoan tol Semarang-Solo*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

*Deretan warung yang ada*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis
*Deretan warung yang ada*Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun