Merdeka Belajar
Merdeka Belajar merupakan program kebijakan baru yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Konsep Merdeka Belajar bagi perguruan tinggi bertujuan untuk mendorong mahasiswa dalam menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga terus berupaya dalam mendukung program kebijakan tersebut. Sebagai salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Review Kurikulum PGMI IAIN Salatiga. Acara FGD ini diadakan pada Hari Selasa, 6 Oktober 2020 Pukul 09.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting. Adapun peserta FGD bejumlah 50 orang dari kalangan pakar, dosen, guru, mahasiswa, alumni PGMI dan umum.
Narasumber Pertama
Narasumber pertama pada acara FGD kali ini adalah Dr. Peni Susapti, M.Pd. Beliau merupakan Kepala Program Studi (Kaprodi) PGMI IAIN Salatiga. Beliau memaparkan kurikulum Prodi PGMI IAIN Salatiga yang telah berjalan selama lima tahun. Dalam paparannya, dijelaskan tentang urgensi mereview kurikulum untuk menentukan arah kebijakan agar sesuai dengan kebutuhan pada masa depan. Beliau menyampaikan agar kelak kurikulum PGMI IAIN Salatiga disusun lebih baik untuk mendukung keberhasilan lulusan yang nantinya disiapkan pada dunia kerja. Lulusan PGMI IAIN Salatiga tidak hanya disiapkan untuk menjadi seorang guru semata, melainkan dapat juga menjadi seorang peneliti pemula, dan wirausahawan. Beliau juga menyampaikan kurikulum PGMI IAIN Salatiga yang ada saat ini perlu disesuaikan dengan kebijakan “Kampus Merdeka Belajar” dan “Era Industri 4.0”. Pada akhir paparan terjadi diskusi dengan para peserta dan mendapatkan banyak masukan dari peserta untuk kebaikan kurikulum PGMI IAIN Salatiga.
Narasumber Kedua
Narasumber kedua adalah Dr. Andi Prastowo, M.Pd.I. Beliau merupakan dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sistem dan Mutu Pembelajaran di Lembaga Penjaminan Mutu UIN Sunan Kalijaga. Beliau menyampaikan terkait pedoman pemberlakuan kampus merdeka belajar dan apa saja yang perlu disiapkan oleh Prodi PGMI agar menjadi lebih unggul. Beliau menyampaikan banyak masukan untuk Kurikulum PGMI IAIN Salatiga terkait apa saja yang perlu dipertahankan dan yang dapat ditambahkan sebagai penguatan. Khususnya untuk dapat melakukan program shortcourse ataupun exchange, baik dengan universitas dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, dijelaskan tentang implementasi kampus merdeka belajar dengan melaksanakan kuliah atau magang di fakultas lain dalam satu universitas, pengambilan mata kuliah di universitas lain, dan kolaborasi dengan pihak swasta dalam program magang. Akan tetapi, itu semua harus melalui mekanisme kesepakatan terlebih dahulu dengan bukti MoU dan SKP. Selanjutnya, mahasiswa juga harus melalui mekanisme tes terlebih dahulu untuk dapat mengajukan pilihan program-program tersebut.
Beliau menyoroti mata kuliah yang disajikan di PGMI IAIN Salatiga yang hanya berjumlah 2 SKS untuk dapat dikaji kembali. Hal ini untuk menghindari lemahnya penguasaan kompetensi bagi mahasiswa. Selanjutnya, beliau menyarankan untuk kembali melihat daftar mata kuliah, manakala terdapat mata kuliah yang sejalan bisa digabungkan dengan diajar oleh tim pengajar yang terdiri dari beberapa dosen pengampu. Pada akhir paparannya, terjadi diskusi dengan peserta FGD yang bertujuan menguatkan Kurikulum PGMI IAIN Salatiga dengan kebutuhan pasar.