Terobosan Baru
Baru-baru ini telah dimulai sebuah program pelatihan PAR (ParcipatoryAction Research) & ABCD (Asset-Bassed Community Driven) oleh Subdit Penelitian, Pengabdian, dan Publikasi Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) Kementerian Agama RI. Program ini merupakan sebuah terobosan baru di tengah-tengah pandemi Covid-19. Berbeda dengan sebelumnya, program pelatihan ini dilakukan dengan sistem daring (dalam Jaringan).Â
Adapun jumlah peserta yang mengikuti pelatihan adalah sebanyak 50 peserta (metodologi PAR) dan 50 peserta (metodologi ABCD) dari total pendaftar yang telah diseleksi, yaitu: 790 pendaftar. Program ini telah dibuka pada tanggal 7 September 2020 melalui media zoom. Dalam sambutan pembukaan, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, Selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam (PENDIS) Kementerian Agama Islam RI menyampaikan bahwa program ini sangat penting untuk menyosialisasikan metode-metode alternatif di dalam mewujudkan tridharma perguruan tinggi, khususnya dharma pengabdian kepada masyarakat.Â
Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa pengabdian kepada masyarakat saat ini di lingkungan DIKTIS dan PTKI populer disebut dengan sebutan Kemitraan Universitas-Masyarakat (KUM). Lebih lanjut, Dirjen PENDIS menginstruksikan bahwa inisiatif untuk mengenalkan paradigma baru KUM ini harus terus dilakukan agar kita kaya perspektif dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.
Hari Pertama ABCD
Setelah dibuka, pelatihan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: PAR & ABCD. Kelompok ABCD memulai pertemuan pertama secara virtual pada tanggal 10 September 2020. Selama lebih dari dua jam, peserta kelompok ABCD dibekali beberapa materi pelatihan dasar dari metodologi ABCD dengan dipandu oleh Dr. Abdul Basir sebagai host dan Bapak Jarot Wahyudi selaku co-host sekaligus koordinator fasilitator. Kelas pelatihan ini dilatih oleh Tim ABCD dari UIN Alaudin Makasar.Â
Adapun materi pertama yang disampaikan adalah terkait: Personal Branding, Team Work and Learning Organization, Kemitraan, dan Community Driven Development. Peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti setiap materi yang disampaikan oleh trainer. Namun, masih didapati kendala yang dihadapi peserta, yaitu: koneksi internet yang terkadang tidak stabil.
Penulis Bagian dari Peserta
Perkenalkan saya adalah Fatkhur Rozi, M.Pd. dosen olahraga dari IAIN Salatiga yang baru saja memulai karir dosen pada Tahun 2019. Pengalaman mengikuti pelatihan ini tentunya sangat berharga bagi saya dan institusi saya. Pelatihan metode ABCD ini bagi saya sangat penting untuk meningkatkan pemahaman saya tentang salah satu tugas pokok dosen dalam tridharma perguruan tinggi, yaitu: pengabdian kepada masyarakat. T
entunya, dengan pelatihan ini saya berharap dapat mengaplikasikannya dalam melaksanakan setiap kegiatan pengabdian masyarakat pada masa mendatang. Terlebih, background keilmuan saya tentang olahraga yang masih sangat awam dalam lingkungan Kemenag RI. Hal ini menjadikan saya lebih tertarik lagi untuk mengoneksikan tentang keilmuan saya ini untuk dapat berperan bagi pengabdian-pengabdian di dalam masyarakat dengan dukungan yang ada dari institusi dan Kemenag RI.Â
Sehingga nantinya, tidak hanya Kemenpora RI (Kementerian Pemuda dan Olahraga) saja yang dapat berperan untuk mewujudkan "Indonesia Bugar tahun 2045", tetapi melalui program-program pengabdian masyarakat yang saya kerjakan yang difasilitasi oleh Kemenag RI nantinya dapat juga mendukung program gerakan ini. Sehingga harapan untuk mencerdaskan dan menyehatkan anak bangsa dapat kita capai bersama-sama dengan kerjasama antar berbagai instansi.