Mohon tunggu...
Fatkhul Stevanie
Fatkhul Stevanie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Menjaga Pola Makan pada Balita untuk Mencegah Risiko Terjadinya Obesitas

29 Agustus 2024   22:31 Diperbarui: 8 September 2024   22:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masalah obesitas saat ini merupakan masalah yang aktual. Tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lainnya. Obesitas pada umumnya terjadi karena kesalahan pada pola makan. Pola makan terutama di kota besar, bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan berat yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan tersebut merupakan jenis makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara potensial mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori jika dikonsumsi secara irasional.

Apa itu obesitas?

Menurut Depkes (2009), Obesitas adalah penyakit kelebihan berat badan minimal 75 persen dari berat ideal. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor, tetapi penyebab utamanya adalah konsumsi makanan yang berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik dan olahraga. Konsumsi makanan yang berlebihan menyumbangkan banyak sekali energi (yang tidak berguna) ke dalam tubuh.

Obesitas tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga terjadi pada balita. Obesitas pada balita disebabkan karena kebiasaan pola makan yang tidak baik dan seimbang. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa balita yang gemuk menandakan balita yang sehat dan bukan menjadi masalah yang perlu dilakukan tatalaksana. Menurut World Health Organization (WHO, 2016), anak-anak yang obesitas berisiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan dan cenderung menjadi orang dewasa gemuk. Berdasarkan data dari Global Nutrition Report (2020), menyampaikan bahwa kejadian obesitas pada anak kurang dari 5 tahun di Indonesia menunjukkan data yang signifikan. Pada tahun 2000 terdapat 15% anak mengalami obesitas, 11,5% pada tahun 2013, dan 8% di tahun 2018. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 (Kementerian Kesehatan RI, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2018) menyebutkan bahwa prevalensi balita gemuk atau obesitas menurut BB/TB pada anak usia 0-59 bulan sebesar 13,6% (Indanah dkk, 2021)

Pada usia balita, anak cenderung hanya meniru dan menerima pola asuh dari orang tua mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjaga dan memberi contoh penerapan pola makan yang baik pada anak.

Sumber:

Indanah, I., Sukesih, S., Luthfin, F., & Khoiriyah, K. (2021). Obesitas Pada Balita. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 12(2), 242-248.

Ginting, L. M. B., & Besral, B. (2020). Pemberian Asi Ekslusif dapat Menurunkan Risiko Obesitas pada Anak Balita. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun