Fatkhul Khoiru Rosyid (24402400225)
Mahasiswa PPG Bagi Calon Guru Pendidikan Matematika Gelombang 2 UNISSULA SEMARANG
Mata Kuliah : Pembelajaran Berdiferensiasi
Dosen Pengampu : Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.
Pendidikan sangat penting untuk membentuk masyarakat dan individu yang mampu menghadapi tantangan dunia di masa depan. Pemerintah Indonesia memulai Kurikulum Merdeka sebagai upaya strategis untuk meningkatkan pendidikan. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan penting dalam kurikulum ini, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa secara lebih individual.
Pembelajaran berdiferensiasi mengakomodasi perbedaan individu peserta didik dalam kemampuan, minat, gaya belajar, dan kebutuhan mereka. Gaya belajar adalah cara seseorang mendapatkan informasi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki cara unik untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran yang mereka pelajari. Tiga gaya belajar umum: visual/penglihatan, auditori/pendengaran, dan kinestetik/gerakan. Pendekatan Kurikulum Merdeka memprioritaskan hasil belajar dan proses belajar yang bermakna bagi setiap siswa. Pembelajaran berdiferensiasi mendorong siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kecepatan masing-masing dengan memungkinkan keberagaman.
Pembelajaran berdiferensiasi terdiri dari empat komponen: berdiferensiasi konten, berdiferensiasi proses, berdiferensiasi produk, dan berdiferensiasi lingkungan atau lingkungan pembelajaran di kelas. Materi yang diajarkan oleh guru terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat memberikan materi pembelajaran yang berkaitan dengan latar belakang sosial-budaya siswa. Pembelajaran berdiferensiasi proses berkaitan dengan kegiatan di kelas. Guru dapat menentukan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi produk berkaitan dengan hasil akhir pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan. Guru dapat menawarkan berbagai produk kepada siswa untuk memenuhi gaya belajar yang berbeda. Ini dapat berupa poster untuk gaya belajar visual, rekaman suara untuk gaya belajar auditori, atau proyek kinestetik yang melibatkan kegiatan fisik. Sementara lingkungan belajar berbeda, pembelajaran bergantung pada pribadi, sosial, dan struktur kelas. Guru dapat mengatur kesiapan belajar siswa dan kondisi kelas sebelum pembelajaran dimulai.
Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi membantu menumbuhkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan bekerja sama. Dalam hal ini, guru dapat membuat kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menunjukkan minat mereka sambil meningkatkan keterampilan mereka. Siswa dapat menggunakan proyek berbasis masalah untuk mencari solusi kreatif dan memilih topik yang sesuai dengan minat mereka. Namun, pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka tidak mudah diterapkan. Guru harus memahami secara menyeluruh kebutuhan siswa dan memiliki kemampuan untuk membuat dan menerapkan strategi diferensiasi. Untuk menyediakan sumber daya dan pelatihan yang memadai, juga diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, orang tua, dan kepala sekolah. Pembelajaran berdiferensiasi dapat mengatasi masalah ini dengan kerja sama yang baik.
Kurikulum Merdeka mendorong penggunaan teknologi untuk pembelajaran berdiferensiasi juga. Dengan bantuan teknologi, guru dapat mempersonalisasi pembelajaran melalui platform digital yang adaptif. Misalnya, aplikasi belajar online dapat digunakan untuk menyediakan latihan yang sesuai dengan kemampuan siswa dan memberikan umpan balik dalam waktu nyata. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga meningkatkan keinginan siswa untuk belajar sendiri. Di era globalisasi yang semakin kompleks ini, mendapatkan pendidikan yang relevan dan inklusif sangat penting. Salah satu cara Kurikulum Merdeka memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang adalah melalui pembelajaran berdiferensiasi. Metode ini dapat membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh, inovatif, dan adaptif menghadapi masa depan dengan memprioritaskan keberagaman, fleksibilitas, dan kreativitas.
Terakhir, menyongsong masa depan pendidikan berarti berkomitmen untuk memberi semua siswa pengalaman belajar yang bermakna. Kurikulum Merdeka, yang mengutamakan pembelajaran berdiferensiasi, adalah langkah maju menuju visi pendidikan Indonesia yang inklusif dan berkualitas tinggi. Kita dapat mencetak generasi penerus bangsa yang siap menjawab tantangan global dan membawa perubahan positif bagi dunia dengan menerapkannya dengan benar.