Mohon tunggu...
fatinsafina73
fatinsafina73 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

Edukasi-

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku "Tanah Para Bandit" Karya Tere Liye

9 November 2024   18:53 Diperbarui: 9 November 2024   19:24 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
miftakhuljanah15052.blogspot.com

Sinopsis Buku

Novel ini menceritakan tentang Padma, seorang perempuan muda yang telah berlatih secara fisik, pikiran, mental dan jiwa sejak kecil. Ia dilatih oleh seorang Kakek Tangguh bernama Abu Syik. Padma diajarkan caranya melompat setinggi mungkin, berlari secepat hewan buas, bertarung dengan dan tanpa senjata, mengemudi, mempelajari tumbuhan beracun, dicekoki ribuan buku dan lain sebagainya.

Di usia 15 tahun, Padma mendapatkan misi untuk membakar ladang ganja yang segera panen, serta membunuh semua pekerja disana, baik yang bersenjata maupun tidak. Abu Syik mengatakan bahwa misi itu diberikan oleh Organisasi. Padma pun tidak dapat bertanya siapa organisasi itu, sebab Abu Syik hanya ingin ia menjalankan misi, bukan banyak bertanya.

Beberapa waktu kemudian, Padma mendapatkan misi kedua, yakni menghentikan laju mobil-mobil besar yang hendak mengantarkan dan menjual ganja. Masalahnya, mobil tersebut justru dijaga oleh Polisi. Ya, mereka adalah Polisi-polisi bandit yang mencoba meraup banyak keuntungan dengan menjalankan kejahatan dan kriminal.

Misi pertama maupun misi kedua dapat dijalankan oleh Padma dengan baik, tentunya juga dengan bantuan Abu Syik. Waktu terus berlalu, Abu Syik semakin menua. Dan sebelum menghembuskan nafas terakhir, Abu Syik memberi pesan kepada Padma untuk pergi ke Ibu Kota dan bertemu dengan perwakilan organisasi. Padma pun sempat menjalankan pesan Abu Syik, namun setelah sampai di Ibu Kota, Padma memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri.

Padma tinggal di Kos-Kosan dan menjalani perkuliahan secara illegal. Ya, Padma bukanlah mahasiswa yang terdaftar secara resmi, tapi ia selalu masuk kelas perkuliahan di 12 Fakultas yang disukainya. Selama di Ibu Kota inilah, konflik yang amat kompleks terjadi. Dimana Padma harus terlibat dalam aktivitas membongkar kelompok bandit Kepolisian yang telah meraksasa dan berkuasa.

Polisi-polisi bandit ini bekerja di belakang layar, menguasai berbagai unsur kenegaraan, mampu menyuap siapapun dan menghabisi siapa saja yang berusaha melawan. Padma tidak bekerja sendiri, ia berusaha membongkar rahasia kelompok bandit ini bersama dua kawannya, ia adalah Nina dan Sapti.

Padma tidak bekerja sendiri, ia berusaha membongkar rahasia kelompok bandit ini bersama dua kawannya, ia adalah Nina dan Sapti. Nina adalah hacker terbaik dengan peralatan super lengkap. Sedangkan Sapti adalah ahli dalam pemalsuan dokumen bahkan pemalsuan wajah manusia, kombinasi dahsyat! Disinilah pertarungan dimulai, simpul demi simpul terbuka, Padma, Nina dan Sapti mulai menemukan sang "Kaisar" yang merupakan pimpinan kelompok Polisi bandit ini.

Namun kelompok Polisi bandit yang menyebut dirinya sebagai kelompok Jiwa Korsa ini bukanlah kelompok sembarangan. Mereka adalah pasukan berani mati yang siap bunuh diri tatkala penyamaran mereka terbongkar. Mereka juga tidak segan membunuh siapapun yang mencoba melawan.

Apakah Padma akan berhasil mengalahkan kelompok bandit Jiwa Korsa? Jawabannya tentu saja ada di akhir buku ini! Di buku ini juga akan disampaikan rahasia dari Nina, Sapti dan organisasi yang pernah disebutkan oleh Abu Syik. Ini adalah buku ke-7 dari Serial Aksi Tere Liye, setelah: Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Pulang, Pergi, Pulang-Pergi dan Bedebah di Ujung Tanduk.


Kelebihan Buku

  • Buku ini menceritakan kisahnya secara to the point dan tidak bertele-tele. Setiap halaman menjadi bagian penting dalam satu kesatuan buku.
  • Buku ini adalah 1 dari 7 serial aksi Tere Liye yang telah diterbitkan. Namun uniknya, buku-buku ini dapat dibaca secara acak dan terpisah (tidak harus berurutan).
  • Cover buku yang memiliki daya magis, menggambarkan kekuatan gelap yang membuat calon pembaca penasaran.
  • Tere Liye mampu menggambarkan situasi pertarungan hanya dalam bentuk tulisan (tanpa ilustrasi).
  • Seperti biasanya, di bagian akhir buku, Tere Liye kembali mengedukasi para pembaca dalam memerangi pembajakan buku yang telah merugikan banyak pihak.

Kekurangan Buku

  • Tidak adanya daftar isi di dalam buku. Hal ini menyulitkan sebagian pembaca dalam mencari halaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun