ketika kaki berjalan menyibak taman warna warni bunga
dipayungi pelangi mimpi cita gita cinta
terbentang ngarai, bukit dan jurang
gunung kembar yang tinggi menjulang
puncaknya biru berkabut berawan indah menawan
rindu untuk ditancapkan bendera keberhasilan
harap akan sebuah bahagia keberartian
ketika kaki melemah berat melangkah
pikiran terpenuhi cemas sedih getir dan ngilu
luka terkoyak duri, batu cadas dan rasa tidak berdaya
haruskah kuterus melangkah atau menyerah pada lelah
membuat rasa kalah dalam pikiran dan jiwa resah
melupakan cita cinta yang dulu membuncah
kubutuh cahaya mata bening
menerangi sudut ruang emosi dan perasaan
yang memberikan kata sederhana
atau cukup tatapan diam membisu
yang menerima diriku apa adanya
yang percaya aku bisa meraih puncak itu
yang rela memberikanku sedikit waktu
merepal kembali semangat untuk kuat
sepanjang ada keyakinan di lubuk hati terdalam
bahwa hidup ini singkat penuh pilihan
memilih jiwa terlahir lebih kuat dari fisik tanah
karena jiwa kita tak pernah luluh walau langit runtuh
berjalan menembus kabut sorak sorai hina meragukan
karena niat membahagiakan selalu tertulis di sisi Tuhan
Untuk semua sahabat tetaplah semangat ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H