Mohon tunggu...
Fatimatuz Zahro
Fatimatuz Zahro Mohon Tunggu... -

fatimatuz zahro mahasiswi di UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA prodi ilmu komunikasi angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Serba Serbi" Kota dan Desa

29 Desember 2014   16:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kehidupan manusia memang berbeda-beda,ada yang di atas atau kaya dan ada yang di bawah atau miskin. Semua itu seolah selalu berputar seperti roda yang selalu berputar tak ada hentinya. Baik masalah ekonomi maupun masalah-masalah yang ada di kehidupan manusia. Berbagai masalah seolah tidak ada hentinya, tingkat kebutuhan semakin meningkat dan manusia itu tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah ada saat ini. Setiap harinya banyak yang bekerja banting tulang untuk membiayai keluarganya. Ada yang rela mengadu nasib ke luar kota karena peluang kerja di kota lebih banyak dari pada di desa.

Semakin banyak yang mencari pekerjaan di kota, semakin banyak pula yang transmigrasi dari desa ke kota hingga memboyong keluarganya. Selain untuk mencari pekerjaan atau karena tuntutan pekerjaan, Mengapa orang-orang menginginkan bertempat tinggal di kota ? bukan kah semua orang menginginkan tempat tinggal yang nyaman, asri dan aman untuk di tempati. Bagaimana pun tempatnya pasti semua menginginkan hal seperti itu. Manusia ada yang menginginkan tinggal di kota dan ada pula yang lebih nyaman tinggal di desa.

Kenapa berbeda-beda pilihan mereka? Toh semua sama saja namanya juga tempat tinggal. Nah di sini saya akan membahas tentang perbedaan kehidupan di desa dan kota. KOTA adalah lingkungan kehidupan yang mempunyai cirri non agraris yang di timbulkan oleh unsure-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk tinggi corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis, dan materialistis. Adanya sarana ekonomi gedung pemerintahan alun-alun, tempat parkir, sarana rekreasi, sarana olahraga, komplek perumahan. (sumber Wikipedia) penduduk yang ada di perkotaan cenderung lebih mempunyai kehidupan masing-masing, seperti satu rumah dengan rumah yang lain sudah tidak saling membutuhkan dan berjalan secara individu. Semua yang di lakukan oleh masing-masing orang tidak di perduli kan dan di perhatikan, seolah acuh tak acuh dan mempunyai kesibukan masing-masing. Bahkan ada yang tidak kenal dengan tetangga samping rumah karena mereka tidak bersosialisasi dan kurang nya gotong royong antar tetangga.

Sedangkan DESA adalah suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota yang di huni sekelompok masyarakat dimana sebagian besar mata pencariannya adalah sebagai petani sedangkan secara administrative desa adalah yang terdiri dari satu atau lebih atau dusun yang di gabungkan menjadi suatu daerah yang berdiri sendiri atau berhak mengatur rumah tangga sendiri atau otonomi. (sumber Wikipedia) penduduk yang ada di desa lebih mempunyai jiwa social atau masyarakatnya lebih peduli dengang sesama. Seperti rumah satu dengan yang lain itu saling membutuhkan dan saling bergotong royong antar sesama. Walaupun penduduknya petani tetapi mereka lebih menekankan pada kepeduliaan antar sesama, mereka tidak hidup sendiri atau individualis akan tetapi masing-masing orang atau tetangga saling membutuhkan bantuan dan masyarakat desa selalu menginginkan desanya aman, nyaman dan tenang walaupun sebagian kehidupan sederhana.

Kehidupan kota atau pun desa semua sudah menjadi pilihan masing-masing orang. Karena sedemikian rupa orang-orang kota lebih di katakana sebagai kaum individualis dan sedangkan yang ada di desa lebih saling gotong royong atau lebih di kenal dengan istilah jawanya paguyuban sedangkan kota adalah patembayan ( lebih mementingkan kesibukandiri sendiri ) . semua orang menginginkan kehidupan yang nyaman, aman dan tenang, maka dari itu ketentraman manusia sangatlah dibutuh kan bagi yang menginginkankehidupan yang lebih baik dari kesimpulan yang sudah dibahas diatas maka dapat kita simpulkan dari penggabungan keduanya atau kedua kebiasaan walaupun jadi orang kota tidak harus menjadi patembayan begitupun sebaliknya, orang kota yang disibukkan dengan pekerjaannya masih bisa berkontak dengan orang sekitarnya ataupun paguyuban bermasyarakat ketika ada waktu yang luang,jadi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai positif yang ada dikota maupun yang ada di desa, walaupun bekerja dengan tidak melupakanbersosial,sedangkan desa tetap bekerja juga tetap paguyuban itulah yang dilakukan warga desa , walaupun begitu masih ada yang patembayan atau warga desa yang pekerjaanya sangat sibuk jadi tidak pasti warga desa identik dengan paguyuban bisa saja sebaliknya , dengan demikian dapat kita simpulkan kembali ke diri kita sendiri yang dapat membedakan mana kebiasaan yang benar dan tidak benar tetapmelakukan hal-hal positip yang dapat memfilter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun