Kehadiran seorang anak dalam kehidupan merupakan sebuah anugerah dari Allah Ta'ala. Setiap orang tua pasti memiliki caranya tersendiri dalam mendidik anak. Namun, apakah cara tersebut sejalan dengan ajaran agama dan nilai-nilai keluarga yang dianut?
Dalam pandangan sebagian orang, membesarkan anak sering kali dianggap sebagai investasi masa depan. Mereka berpandangan bahwa anak adalah aset yang akan memberikan keuntungan di masa tua, seperti mengurus, memberikan uang, atau memenuhi kebutuhan hidup. Namun, jika anak dipandang semata-mata sebagai investasi duniawi, hal ini dapat menimbulkan beban psikologis bagi anak. Anak yang merasa dijadikan sebagai "aset" sering kali merasa tertekan, dan mungkin menganggap orang tuanya sebagai penghalang dalam mencapai cita-citanya.
Dalam konteks ajaran agama Islam, tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak bukan hanya untuk kepentingan dunia, tetapi juga akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Tahrim ayat 6:Â
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Ayat ini menekankan bahwa mendidik anak adalah kewajiban orang tua untuk menjaga mereka dari siksa api neraka, yang berarti pendidikan dan pembinaan anak harus memprioritaskan nilai-nilai akhirat dan ketaatan kepada Allah.
Namun, dalam konteks duniawi, anak juga dapat dilihat sebagai ujian. Surah Al-Munafiqun ayat 9 menyebutkan:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
Ayat ini mengingatkan bahwa anak dan harta tidak boleh menjadi penghalang dalam mengingat Allah dan menjalankan kewajiban agama. Anak sebagai ujian berarti mereka merupakan bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan bijaksana, dan bukan hanya sebagai alat untuk mencapai keuntungan duniawi.
Mendidik atau merawat anak sebaiknya tidak hanya dilihat sebagai investasi untuk kepentingan dunia semata. Alihkan mindset tersebut ke arah akhirat dengan ikhlas, karena jika kita mengubah pandangan ini, anak akan tumbuh dengan kesadaran dan kepedulian yang lebih dalam, dan mereka akan merawat dan memenuhi kebutuhan kita di masa depan tanpa perlu paksaan atau tuntutan. Fokus utama haruslah membentuk karakter yang baik dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang serta pengertian, demi kepentingan akhirat, bukan sekadar keuntungan duniawi.
zahraa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H