Seperti yang kita ketahui Masjid Agung Cordoba menjadi salah satu bukti bahwa Islam pernah mengalami masa gemilang di Eropa. Yang saat itu di bangun oleh Abdurrahman I yang bergelar ad-dakhil pada era dinasti Umayyah Pada tahun 784 M. Dikutip dari Dimas Hutama. IDN TIMES
Setiap wisatawan yang datang ke Cordoba pasti tidak akan melewatkan destinasi yang satu ini. Karena gaya arsitekturnya yang indah dapat memukau setiap orang yang melihatnya.Â
Seluruh kubah baik yang besar maupun kecil di penuhi dengan ornamen bunga, pola geometri, serta kaligrafi yang berbentuk khat kufi. Begitu juga dengan dinding-dindingnya di penuhi dengan ayat-ayat suci alquran.Â
Pada masa kepemimpinannya Abdurrahman tidak menambahkan ornamen berupa gambar manusia maupun hewan atau kita juga tidak akan menemukan patung dan sejenisnya.Â
Dikarenakan dalam agama Islam sendiri melarang adanya gambar maupun patung di dalam sebuah ruangan. Sehingga apabila di temukan, maka malaikat tidak akan mau masuk ke dalam ruangan tersebut.Â
Di sini sangat jelas sekali para arsitektur tidak hanya memperhatikan ke estetikanya saja tapi juga menerapkan nilai-nilai keislaman dalam proses pembangunannya.
Berbeda pada saat ini jika kita berkunjung ke sana banyak sekali perubahan gaya bernuansa gereja katedral dengan menambahkan hiasan berupa patung dan sebagainya. Gaya arsitektur masjid Agung cordoba banyak ditiru dalam pembuatan sebuah bangunan maupun masjid di seluruh belahan dunia saat ini. Tetapi tidak ada yang dapat menandingi kemegahannya. Â
Sebelum orang non muslim merebut kembali Masjid Raya Cordoba memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai tempat pembelajaran bagi anak-anak yang ingin menimba ilmu pengetahuan. Selain, menjadi tempat ibadah sebagai fungsi utama. Dulu masjid masih berfungsi sebagai markas bagi kegiatan sosial, budaya dan politik juga sebagai kegiatan keagamaan. Namun sudah jarang di gunakan karena sudah di pindahkan di dalam istana. Sebagai tempat utama membahas setiap masalah kenegaraan baik masalah internal maupun eksternal.
Dulunya masjid agung cordoba dibangun di atas sebuah gereja. Kemudian pada tahun 1236 M direbut kembali oleh orang Kristen. Ada beberapa faktor yang menjadikan masjid agung cordoba berubah menjadi gereja. Yang pertama para pemimpin pada masa itu tidak mengampanyekan agama Islam tetapi lebih memperhatikan toleransi antar setiap umat.Â
Sehingga ketika masa kegemilangan Islam telah berakhir orang-orang Kristen kembali berjaya lagi. itu bisa di buktikan dengan arah kiblat masjid cordoba yang lebih lurus. Seharusnya bisa lebih serong, tetapi mereka memutuskan tidak mengubah arah kiblat sholat.Â