Tiga Masalah Kesehatan Utama di Nagari Ujung Gading  dan Upaya PencegahannyaÂ
Sebanyak 25 orang mahasiswa Unand dibawah bimbingan Dr. Khairani, SH.,MH. melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat yang berlangsung pada tanggal 25 Juli 2022 -27 Agustus 2022.
Ujung Gading adalah sebuah nagari di Kecamatan Lembah Melintang, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat. Kenagarian Ujung Gading terdiri dari 16 jorong, antara lain: Jorong Koto Sawah, Batang Gunung, Ranah Salindo, Saroha, Koto Pinang, Taluak Ambun, Pasar Lama, Irian, Lombok, Tanjung Damai, Brastagia, Kuamang, Lubuak Alai, Tampus, Jorong Situak dan Jorong Situak Barat. Pada KKN PPM Unand Nagari Ujung Gading 2022 mahasiswa ditempatkan di tiga jorong, diantaranya jorong Ranah Salido, jorong Saroha dan jorong Koto Pinang.
Menjaga kesehatan merupakan kewajiban bagi setiap orang. Jika seseorang menderita suatu penyakit, maka akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut Sri Hidayati, salah satu petugas Puskesmas Ranah Salido mengungkapkan terdapat tiga masalah kesehatan utama di wilayah kerja Puskesmas Ranah Salido, Nagari Ujung Gading, diantaranya :
    1. Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC di Kabupaten Pasaman Barat menjadi permasalahan yang serius dan menjadi penyebab kematian. Pasaman Barat menjadi urutan ke 4 penyumbang kasus TB terbanyak di Provinsi Sumatera Barat. Tingginya penderita TB di Kabupaten Pasaman Barat merupakan beban yang berat bagi pemerintahan dan tenaga kesehatan.Â
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pasaman Barat, terdapat 407 masyarakat Pasaman Barat mengidap penyakit tuberkulosis (TBC). Dan pada tahun 2021, ditemukan 15 kasus pengidap TBC di wilayah kerja Puskesmas Ranah Salido.
Penyakit Tubercolusis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis yang dapat menurunkan sistem imun  seseorang. Bakteri ini umumnya menyerang paru-paru dan dapat menular ke orang lain melalui percikan air liur yang dilepaskan ke udara saat penderita bersin, batuk, atau meludah. Adapun faktor risiko seseorang terkena TBC diantaranya:
- Orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah (bayi, lansia, anak-anak, penderita HIV/AIDS dan lain-lain)
- Orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan berisiko tinggi
- Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh
- Petugas medis yang merawat pasien TBC
- Orang yang tinggal dengan penderita TBC
- Gaya hidup yang buruk
- Orang yang sedang menjalani pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi
- Perokok aktif
Upaya pencegahan TBC yang dapat dilakukan yaitu Vaksinasi BCG, mengenakan masker saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita TBC, sering mencuci tangan dengan benar dan mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Sedangkan upaya promotif dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader kesehatan dengan memberikan penyuluhan TBC mengenai penyebab, terutama sikap pencegahan TBC dan penanggulangannya. Melihat tingginya angka kejadian TBC mengharuskan petugas kesehatan bersama lintas sektor terkait untuk bekerja sama dalam meningkatkan upaya promotif dan preventif TBC.
    2. HipertensiÂ