Pada saat ini di Indonesia ada beberapa anak yang mengalami gangguan dalam membaca atau biasa di sebut dengan disleksia. Disleksia sendiri dalam KKBI Â memiliki makna bahwa dis*lek*sia /dislksia/ n Ling gangguan pada penglihatan dan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan saraf pada otak sehingga anak mengalami kesulitan membaca, sedangkan menurut para ahli disleksia memiliki makna kesulitan belajar dalam memecahkan kode, membaca, mengeja, dan membaca dengan lancar (Snowling et al., 2020).
Penyebab dari disleksia sendiri adalah  teradapat dari faktor genetik dan medisÂ
Untuk faktor genetik sendiri jika dari orang tua si anak terdapat yang terkena disleksia maka anak tersebut juga bisa ikut terkena disleksia. Gangguan disleksia sendiri pada setiap anak berbeda beda  tingkat kesulitannya.Â
Untuk penyebab medis sendiri ada beberapa faktor yang menyebabkan anak terkena disleksia yaitu cidera otak, trauma pada otak dan penyakit lainnya seperti stroke.Â
Oleh karena itu terdapat penelitian baru bahwa penggunaan flascard dapat mendorong anak untuk belajar membaca.Â
Flascard sendiri merupakan yang sangat familiar digunakan dalam pembelajaran bahasa, terutama dalam mempelajari, memahami, dan menghafal bentuk huruf, suara, dan kosa kata (Wen et al., 2020).Â
Alasan pemilihan media flashcard karena flashcard memiliki sifat konkrit, membantu memperjelas huruf, mudah dibuat, dan mudah digunakan. Peneliti melakukan inovasi pada flashcard yaitu flashcard sederhana yang terbuat dari kertas HVS yang dipotong menjadi delapan bagian untuk huruf besar dan 16 untuk huruf kecil. Penulis membuatnya dari 5 HVS menjadi 52 bagian, dengan 26 bagian untuk membuat huruf besar dan 26 untuk huruf kecil.
Oleh karena itu penggunaan flascard pada anak sekolah dasar yang kesulitan untuk membaca maka flascard dapat menjadi salah satu solusi agar anak dapat membaca kembali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H