Menjadi penulis untuk pengobatan. Ketika kamu overthinking dan mengalami kebuntuan. Daripada cuma dipikir, coba dituangkan. Pikirku saat pertama kali memilih menulis sebagai media healing. Tidak mudah memang, mengurai benang kusut di otak menjadi tulisan. Bahkan, kadang kala tulisan yang tertuang sama kusutnya. Kadang kala mampu menjadi solusi dengan memberikan jalan keluar. Kadang kala cuma menjadi sampah diatas kertas. Namun, percayalah itu memiliki kadar penyembuhannya masing-masing.Â
Satu lagi sebenarnya alasanku untuk tetap menulis. Dikala zaman telah menghadirkan bentuk retorika yang lebih modern dan apik seperti video. Menulis dapat menembus ruang dan waktu. Menembus zaman yang telah berlalu sejak lama. Setua apapun tulisannya ketika melewati sebuah zaman demi zaman itu akan menjadi manuskrip yang berharga di masa depan. Meskipun terasa remeh, mengapa tidak mulai menulis? Batinku. Apalagi dengan latar belakang yang tidak wah, menulis menjadi penghiburanku untuk sekedar berharap mampu memperpanjang usia. Â
Tetap disini, di bumi pradah
3 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H