Mohon tunggu...
Fatimah Zahra
Fatimah Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjelajah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menarik!!! Inilah Makna Dibalik Motif Baju Kerawang Gayo

30 Agustus 2024   22:58 Diperbarui: 30 Agustus 2024   23:15 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memakai pakaian adat gayo (dokpri)

Upuh Kerawang merupakan nama dari kumpulan motif Kerawang Gayo Lues yang dibuat dari kain dasar berwarna hitam, biasanya mereka menyebutnya dengan ruje ni payung tepi atau dengan kata lain merupakan kain dari bahan satin halus, dengan ukuran 120 x cm persegi panjang (sumber: Dekranas Kabupaten Gayo Lues, 2008:1). Motif-motif yang terdapat di dalam Upuh Kerawang merupakan motif yang di dapat dari hasil karya cipta manusia yang dari bentuk dan kondisi alam di tanah Gayo. "Kerawang Gayo merupakan busana adat Gayo yang biasanya di pakai saat melangsungkan acara resepsi pernikahan, acara adat dan budaya secara turun temurun".

Biasanya dalam pembuatan Upuh Kerawang Gayo Lues ini sendiri lebih banyak menggunakan motif rinu yang berbentuk seperti bola-bola kecil berwarna putih, dan juga motif Rempelis yang berbentuk garis-garis lurus berwarna kuning emas dan coklat berdampingan dengan motif rinu, selain dua motif tersebut ada juga motif lain yang terdapat dalam Upuh Kerawang Gayo Lues ini yaitu motif bunge ni tuis yang memiliki bentuk motif segitiga yang dikelilingi oleh motif rinu pada pada pinggiran motifnya, dan adanya motif Tumpang Paleng dan juga pucuk ni tuis pada ujung pinggiran Upuh Kerawang. Motif dasar Kerawang Gayo Aceh Tengah pada awalnya hanya terdiri dari lima motif yakni Tapak Seleman, Tali Puter Tige, Mata Ni Lao, Pucuk Nituis, dan Emun Berkune, tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi para sarjana yang membuat motif-motif tersebut sesuai makna dan fungsi yang terkandung di dalamnya sehingga menjadi 11 motif.

Kelompok 8 Desa Nalon  (dokpri)
Kelompok 8 Desa Nalon  (dokpri)
Saya merupakan salah satu peserta KKN Melayu Serumpun V PTKIN Se-Sumatera 2024 di Aceh Timur sangat bangga bisa mengenakan pakaian adat gayo tersebut secara langsung dari warga setempat dan membahas tentang bagaimana cara pembuatan nya serta makna dibalik motif-motif yang terkandung didalam kain tersebut, diantaranya 

Motif emun beriring merupakan repsentasi dari awan, yang senantiasa hadir silih berganti dalam bentuk gumpalan dinamis, selalu bergerak dan berubah bentuk. Motif ini merupakan simbol kesatuan, yang kokoh dalam kehidupan bermasyarakat ketika menempatkan diri pada saat dimana posisi kita berada, dan menyesuaikan dengan keahlian serta kemampuan masing-masing. Emun Berkune
Motif ini memiliki arti "berat sama dipikul ringan sama dijinjing". Rante Melambangkan kebersamaan dan kebersatuan dalam melaksanakan sesuatu dan ketika dalam memegang suatu tanggungjawab. 

Pucuk nituis motif ini berbentuk seperti tunas bambu/segitiga yang bergerigi dengan banyak tujuh garis yang mengibaratkan jumlah kewajiban manusia terhadap penciptanya. Puter Tali motif ini mempunyai definisi yang beragam tergantung dari perspektif orang yang memandang, seperti halnya pada pepatah "ratip musara anguk, nyawa musara peluk mowen sara tamunen" yang seia, searah haluan, senasip sepenanggungan, tinggal bersama dalam satu kesatuan. Tapak Seleman, Empat unsur yang mempunyai tanggungjawab yang besar sehingga diharapkan
bisa merealisasikan dan melestarikan adat istiadat, kebudayaan, agama, pemerintahan dan juga pendidikan dan Mata Ni lao bersumber kehidupan segala mahluk yang ada di muka bumi
ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun