Mohon tunggu...
Fatimah Salma Azzahra
Fatimah Salma Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 UMS

Hobi saya adalah exploring hal baru dan menonton film :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Media Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Mental

8 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 8 Januari 2025   00:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa tahun terakhir, media sosial telah menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Data menunjukkan bahwa lebih dari 4,8 miliar orang di seluruh dunia menggunakan media sosial, termasuk masyarakat Indonesia yang sangat aktif di platform seperti WhatsApp, Instagram, dan TikTok. Media sosial mempunyai banyak manfaat, dampak positif nya seperti menghubungkan orang-orang yang jauh dan memberikan informasi. Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa membawa dampak negatif, terutama bagi kesehatan mental dan hubungan sosial. Lantas, apakah media sosial lebih banyak memberikan manfaat atau justru menimbulkan kerugian bagi kita?

Dampak Positif Media Sosial

Media sosial membuat kita jadi lebih mudah terhubung dengan keluarga dan teman, meskipun berada di tempat yang jauh. Kita juga bisa berbagi momen berharga dan menemukan komunitas dengan minat yang sama. Contohnya, banyak komunitas kesehatan mental di Instagram atau Twitter yang membantu orang merasa didukung. Selain itu, media sosial juga berguna untuk belajar dan meningkatkan kesadaran. Kampanye seperti #MentalHealthAwareness telah membuka mata banyak orang tentang pentingnya kesehatan mental. Media sosial juga memberikan peluang bagi banyak orang untuk memulai bisnis kecil atau menjadi kreator konten.

Dampak Negatif Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

Di sisi lain, media sosial juga memiliki sisi buruk. Banyak orang merasa kecanduan media sosial dan sulit lepas dari ponsel mereka. Fenomena ini sering disebut Fear of Missing Out (FOMO), yaitu rasa takut ketinggalan informasi atau tren. Apabila seseorang sudah terdampak fenomena FOMO, hal ini lama kelamaan dapat membuat mereka kehilangan identitas diri  dan memiliki kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain, terutama di media sosial, dapat menyebabkan perasaan rendah diri, ketidakpuasan, dan bahkan depresi.

Selain itu, masalah seperti hate komen yang berlebihan dan cyberbullying atau perundungan digital sangat memengaruhi kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda. Standar kecantikan atau kesuksesan yang sering dipamerkan di media sosial juga bisa membuat seseorang merasa minder atau tidak percaya diri. 

Dampak Negatif Media Sosial pada Kehidupan Sosial

Media sosial sering menggantikan interaksi langsung. Banyak orang yang lebih sering berkomunikasi lewat layar daripada bertemu langsung, yang membuat hubungan menjadi kurang mendalam terutama dalam pertemanan dan keluarga. Hubungan yang terjalin di media sosial juga sering kali terasa dangkal. Meskipun seseorang punya banyak teman di Facebook atau pengikut di Instagram, hubungan itu sering tidak sekuat hubungan mereka di dunia nyata.

Selain itu, Media sosial sering menggunakan algoritma untuk menentukan konten apa yang kita lihat. Sayangnya, algoritma ini sering memprioritaskan konten yang memicu emosi kuat, seperti kemarahan atau ketakutan. Akibatnya, banyak orang terjebak dalam doomscrolling, yaitu terus membaca berita negatif tanpa henti, yang bisa memengaruhi suasana hati di dalam kehidupan sosial.

Cara Mengelola Dampak Buruk dari Media Sosial

Agar media sosial tidak berdampak buruk, kita perlu bijak dalam menggunakannya. Edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat, terutama untuk anak muda, sangat penting. Banyak platform kini menyediakan fitur untuk membatasi waktu penggunaan, yang bisa membantu kita mengelola waktu di media sosial.

Melakukan digital detox atau berhenti sementara dari media sosial juga bisa membantu menjaga kesehatan mental dan melakukan kegiatan yang bisa kita nikmati untuk mengalihkan perhatian kita dari media sosial, seperti membaca buku, berolahraga, atau menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman. 

Media sosial seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, media sosial bisa mendekatkan kita dari teman atau keluarga yang jauh, memberi peluang untuk berbisnis dan membuat content, dan membantu kita belajar. Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan hubungan sosial. Semua kembali pada cara kita menggunakannya. Mari gunakan media sosial dengan bijak agar manfaatnya terasa, tanpa mengorbankan kesehatan dan kehidupan sosial kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun