Mohon tunggu...
FATIMAH OKTAVIANI
FATIMAH OKTAVIANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

seorang mahasiswa UIN Walisongo Semrang jurusan Matematika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Planetarium UIN Walisongo Semarang

12 Juni 2023   11:40 Diperbarui: 12 Juni 2023   11:51 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                          Hari Rabu tanggal 5 April 2023 jam 15.00, saya mengunjungi Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang. Sesampainya disana, pengunjung diarahkan ke bagian loket masuk dengan biaya masuk 17.500 per orang dengan dua kegiatan yaitu melihat matahari dengan telescope dan ke ruang pertunjukan. Pengunjung diberitahukan untuk menunggu setengah jam sebelum pertunjukan dimulai.

                          Sambil menunggu pertunjukan dimulai, saya mengamati fasilitas yang ada dilantai 1 yaitu terdiri dari 7 buah pendingin ruangan, 1 LCD TV, 1 microfon, akses untuk ke lantai atas terdapat 4 tangga jalan dan 1 lift, terdapat beberapa tempat penyimpanan barang. Serta Pengunjung planetarium tidak hanya dari mahasiswa UIN Walisongo saja tetapi Planetarium ini terbuka untuk kalangan umum. Saat saya mengujungi Planetarium bareng dengan adik-adik TPQ Miftahul Jannah mereka sangat antusias sekali untuk melihat pertunjukan dan melihat matahari.

                          Tepat jam 15.30 dimulai sebelum melakukan kegiatan tersebut pengunjung dikumpulkan untuk briefing oleh petugas Planetarium. Pengunjung mengikuti arahan petugas menuju rooftop Planetarium di lantai 4 untuk melihat matahari menggunakan telescope. Pengunjung dapat melihat matahari sesuai gilirannya satu persatu dan hasil dari melihat matahari menggunkan telescope matahari berbentuk bulat berwarna kuning dan terdapat bintik.

                          Setelah puas melihat matahari menggunakan telescope pengunjung diarahkan menuju pintu masuk ruang pertunjukan di lantai 2. Berbeda dengan ruang pertunjukan bioskop, layar di ruang pertunjukan Planetarium berbentuk kubah setengah lingkaran. Pengunjung bisa menonton dengan duduk di kursi yang bisa direbahkan yang memudahkan pengunjung untuk melihat seluruh layar, persis ketika kita memandang langit. Di tengah ruangan terdapat proyektor berbentuk bola berfungsi untuk memproyeksikan gambar ke layar kubah sehingga membentuk tampilan gambar seperti 3 dimensi.

                          Lampu ruang pertunjukan mulai dipadamkan, pertunjukan pun dimulai. Perlahan lahan muncul suasana langit malam. Narator menjelaskan kepada pengunjung bahwa itu merupakan pemandangan langit semarang di malam hari. Dan Melihat langit penuh bintang di malam hari di semarang .

                          Narator menjelaskan bahwa saat ini terdapat 88 buah rasi bintang. 12 diantaranya kita kenal sebagai zodiak. Selain itu, kebanyakan rasi bintang mengambil nama dari mitologi yunani atau romawi seperti Liranya Apolo. Proyektor menampilkan garis-garis di atas bintang yang membentuk gambar sesuai dengan nama rasi bintang untuk memudahkan kita mengenali rasi-rasi bintang tersebut. Kita juga diperlihatkan bahwa bintang-bintang di langit, seperti matahari dan bumi, dapat kita lihat juga mengalami pergerakan seperti terbit dan tenggelam. Hal itu disebabkanoleh rotasi bumi.

                          Setelah perkenalan dengan rasi bintang, pengunjung diperkenalkan pusat galaksi atau bima sakti, melihat pergerakan lebih dari seratus bintang dan mengidentifikasi posisi objek yang tidak terlihat lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita melalui film Journey to the Centre of the Milky Way.

                          Pertunjukan pun beralih dengan pengenalan terhadap tata surya kita. Pengunjung dijelaskan tentang susunan planet-planet. Di sini lah kita kembali menemukan bahwa planet-planet di tata surya diberi nama sesuai dengan nama dewa-dewi dari mitologi romawi dan yunani yang kita kenal seperti Jupiter, Saturnus,Uranus, dan sebagainya.

                          Pertunjukan yang paling seru pun dimulai. Pengunjung seolah-olah akan dibawa menuju keluar bumi, bahkan keluar dari tata surya kita. Proyeksi gambar yang bergerak membuat kita seolah-olah benar-benar terbang keluar angkasa. Kita bias melihat begitu banyak galaksi lain yang letaknya sangat jauh dari bumi. Dari sini pun kita bisa melihat betapa kecilnya bumi dibandingkan dengan jutaan galaksi lainnya. 

TELESCOPE
TELESCOPE
Setelah puas berjalan-jalan di luar galaksi, pertunjukan diakhiri dengan pemandangan langit semarang pada pagi hari.

ADIK-ADIK TPQ
ADIK-ADIK TPQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun