Mohon tunggu...
fatimahnurul
fatimahnurul Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UNJANI

hai i'm student of the Government Science Program at Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI). Currently, I am delving into various aspects of governance, public services, and policies that impact society. Saya berharap melalui pendidikan ini, saya dapat terus menambah ilmu dan wawasan, serta berkontribusi positif di bidang pemerintahan, khususnya dalam menciptakan pelayanan publik yang lebih baik dan profesional.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pembangunan kapasitas pemerintahan:Studi Kasus Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui Pelatihan Keterampilan

28 Januari 2025   20:45 Diperbarui: 28 Januari 2025   20:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemberdayaan masyarakat pedesaan merupakan upaya yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal. Di banyak daerah pedesaan, keterbatasan akses terhadap pendidikan formal dan peluang kerja menjadi tantangan besar dalam meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu, program pelatihan keterampilan ini dirancang agar tepat sasaran sehingga menjadi solusi yang strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pelatihan keterampilan tidak hanya memberikan kemampuan teknis kepada masyarakat, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang dapat meningkatkan penghasilan dan mengurangi tingkat kemiskinan. Program pelatihan ini biasanya mencakup bidang-bidang seperti menjahit, pertanian, dan pemanfaatan teknologi sederhana, yang semuanya memiliki dampak langsung terhadap produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, melalui pelatihan keterampilan, masyarakat pedesaan juga diajarkan untuk mengelola usaha secara mandiri, yang dapat memperkuat kemandirian ekonomi mereka.
Namun, pelatihan keterampilan tidak cukup hanya dengan pelaksanaan semata. Untuk memastikan bahwa program ini memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan, perlu dilakukan pengukuran dan evaluasi pembangunan kapasitas. Evaluasi ini tentunya berfungsi untuk menilai sejauh mana program pelatihan telah berhasil mencapai tujuannya, baik dari sisi peningkatan keterampilan teknis, penghasilan peserta, maupun kemandirian ekonomi yang dihasilkan. Pembangunan kapasitas adalah proses meningkatkan kemampuan individu, organisasi, dan sistem secara efektif dan efisien untuk tercapainya pemerintahan yang baik guna mensejahterakan masyarakatnya (Suwarian, Suparman, and Taufik 2023).
Dalam hal ini, pengukuran dan evaluasi pembangunan kapasitas memegang peranan penting. Pengukuran dalam hal ini membantu dalam memantau progres yang dicapai selama pelaksanaan program, sedangkan evaluasi memastikan bahwa program tersebut mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Namun pada praktiknya, pengukuran dan evaluasi sering menjadi tantangan dalam program pembangunan kapasitas, terutama ketika mencakup banyak komponen penting seperti pelatiham, pembinaan, dan pemberdayaan komunitas. Misalnya dibeberapa negara berkembang, program pelatihan keterampilan kerja sering kali digunakan untuk mengatasi pengangguran. Namun, hanya sedikit program yang mampu mengevaluasi hasil jangka panjang, seperti peningkatan penghasilan atau kemandirian ekonomi pesertanya. Salah satu program yang dapat diterapkan adalah program kerja dan kegiatan melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (Bina Bangun Bangsa 2009).
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan program pelatihan keterampilan kerja untuk komunitas pedesaan dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan. Program ini dirancang menggunakan sebuah pendekatan dengan menggabungkan berbagai kegiatan yang saling mendukung, seperti pelatihan teknis di bidang menjahit, pertanian, dan pemanfaatan teknologi. Fokus utama program ini adalah memberikan keterampilan praktis yang bisa langsung digunakan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, program ini juga menawarkan pendampingan untuk usaha kecil, di mana peserta dibimbing untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka.
Dana Desa, yang merupakan bagian dari Transfer ke Daerah (TKD), bertujuan untuk mendukung pendanaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan, sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2023 tentang Rincian Prioritas Penggunaan Dana Desa. Dana ini diprioritaskan untuk pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat, dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan, kualitas hidup, dan penanggulangan kemiskinan. Selain pelatihan teknis, program ini juga mengembangkan kewirausahaan untuk mendorong kemandirian ekonomi peserta, yang diharapkan dapat memahami dinamika pasar, merencanakan strategi bisnis, serta menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan masyarakat untuk mengelola usaha secara mandiri dan bersaing di pasar (Kemenkeu, 2024).
LSM juga menerapkan metode evaluasi untuk menilai efektivitas program. Pertama adalah data dikumpulkan melalui survei, wawancara, dan observasi langsung di lapangan. Beberapa indikator keberhasilan yang digunakan antara lain jumlah peserta pelatihan, tingkat keterlibatan peserta selama kegiatan, dan jumlah peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan. Hasil dari pelatihan ini kemudian dievaluasi berdasarkan peningkatan keterampilan teknis, pendapatan peserta, dan tingkat kemandirian ekonomi mereka.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan pendekatan komparatif untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan. Pendekatan analisis tematik juga digunakan untuk menggali pengalaman peserta. Dengan kedua metode ini, evaluasi program bisa dilakukan secara menyeluruh, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang keberhasilan program.
Namun, evaluasi ini juga menunjukkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh program tersebut. Salah satu masalah utamanya adalah terbatasnya sumber daya untuk memantau perkembangan peserta setelah pelatihan. Keterbatasan ini bisa menghalangi dampak jangka panjang dari program, terutama dalam memastikan peserta bisa terus mengembangkan keterampilan dan usaha mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi tambahan untuk mengatasi masalah ini.
Evaluasi program adalah bagian penting dalam setiap upaya pengembangan kapasitas. Selain mengukur pencapaian tujuan, evaluasi juga membantu menemukan kelemahan serta peluang untuk perbaikan. Dengan evaluasi yang baik, program ini bisa lebih efektif dalam memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat. Evaluasi juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan peserta.
Secara keseluruhan, program ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Namun, untuk memastikan keberhasilan jangka panjang, tantangan-tantangan yang ada harus bisa diatasi dengan langkah yang tepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun