Kampung Emas 2.0 merupakan program KKN berbasis belajar bersama kelompok (BBK) yang diprakarsai oleh salah satu guru besar prodi gizi FKM Universitas Airlangga, yaitu Prof. Dr. Sri Sumarmi, S.KM., M.Si. Program ini mempunyai tujuan mengatasi masalah stunting dari hulu. Maksud "dari hulu" adalah titik mula dimana akan dilahirkannya seorang anak, sehingga program ini menyasar ibu hamil dan calon pengantin wanita berisiko yang ada di seluruh Kota Surabaya.Â
Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Kampung Emas 2.0 berjalan sebagai salah satu usaha mendukung tercapainya salah satu tujuan SDGs khususnya di poin ke 3 yaitu good health and well-being. Kita ketahui bersama bahwa stunting bukanlah masalah yang sepele, sehingga penanganannya pun memerlukan kerjasama dari banyak pihak hingga lintas sektor.Â
Salah satu kerjasama yang dibangun untuk mulai menjalankan program ini adalah kerjasama dengan pihak kelurahan dan pihak puskesmas. Salah satu kelurahan yang menjadi tempat kami ditugaskan adalah Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Simokerto yang merupakan cakupan wilayah pelayanan kesehatan dari Puskesmas Tambakrejo. Pelaksanaan Kampung Emas 2.0 di wilayah Kelurahan Tambakrejo kami laksanakan selama kurang lebih 2 bulan sejak bulan Oktober sampai dengan Desember 2023.Â
Program ini dimulai dengan melakukan analisis situasi dengan menggunakan e-formulir pada saat wawancara dengan responden, mengkaji jenis makanan yang dikonsumsi serta asupan gizinya, serta melakukan pengukuran antropometri berupa LILA dan berat badan responden sebagai landasan identifikasi risiko. Dari proses wawancara tersebut kami mendapatkan 10 ibu hamil dan 9 calon pengantin wanita sebagai responden dampingan yang nantinya akan mendapatkan intervensi. Intervensi yang diberikan kepada ibu hamil dan catin dampingan tersebut berupa program edukasi Laduni, SBCC BESTIEZ, dan Formulasi Pangan Beriman yang sudah kami laksanakan pada tanggal 2 Desember 2023 di Aula Puskesmas Tambakrejo.Â
Program edukasi Laduni memiliki tujuan meningkatkan kepatuhan responden dalam mengonsumsi tablet multiple micronutrient (MMN) Laduni yang merupakan produk hasil kerjasama FKM Unair dan mitra luar negeri (The Vitamin Angels Alliance) dengan mengedukasi terkait manfaat, dosis konsumsi, serta kandungan yang ada di dalamnya. Kemudian program SBCC BESTIEZ kami lakukan dengan mengedukasi responden mengenai topik anemia, yaitu perbedaan batas penggolongan anemia pada wanita dewasa dan ibu hamil, gejala anemia, bahaya anemia, serta cara mengatasinya. Responden mengikuti kegiatan ini dengan antusias yang dibuktikan dengan aktif menjawab pertanyaan dari kami. Tidak hanya itu, kami juga melaksanakan program Formulasi Pangan Beriman yang memiliki kepanjangan Formulasi Pangan Lokal, Seimbang, Beragam, dan Berbasis Hewani.Â
Program ini diisi dengan demonstrasi masak salah satu menu makanan dengan bahan dasar pangan hewani. Dalam kesempatan ini kami menggunakan ikan lele sebagai bahan dasar pembuatan Otak otak Lele Bakar yang kami beri nama Ole. Tujuan dari demonstrasi masak ini adalah untuk meningkatkan keterampilan responden dalam mengolah bahan pangan hewani sekaligus meningkatkan pengetahuan responden terhadap pentingnya protein hewani dalam mencegah kejadian stunting.Â
Dengan sudah terlaksananya ketiga program tersebut maka diharapkan bumil dan catin dampingan dari Kelurahan Tambakrejo akan mengubah perilakunya dalam memilih sumber pangan, lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, waspada terhadap kejadian anemia karena dapat terjadi pada siapa saja, mulai rutin dalam mengonsumsi tablet MMN Laduni sehingga pencegahan stunting dapat benar-benar teratasi dari hulunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H