Mohon tunggu...
Fatimah NurulHaliim
Fatimah NurulHaliim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa PGSD UNNES, saya memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memulihkan Pendidikan Indonesia dengan Kurikulum Merdeka

12 Oktober 2023   21:27 Diperbarui: 12 Oktober 2023   21:50 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fatimah Nurul Haliim Mahasiswa PGSD FIPP UNNES/Dokpri

Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M,Pd. Dosen Pengembangan Kurikulum SD PGSD UNNES/Dokpri
Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M,Pd. Dosen Pengembangan Kurikulum SD PGSD UNNES/Dokpri

Hampir genap 4 tahun lalu, dunia dilanda wabah besar yang disebabkan oleh adanya virus Covid-19. Permasalahan pandemik ini memberikan dampak hampir pada seluruh sektor dalam suatu negara, salah satunya pada sektor pendidikan. Pendidikan di Indonesia mengalami permasalahan yang cukup serius, yang mana Pendidikan di Indonesia mengalami kehilangan pembelajaran (learning loss). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, Indonesia mengalami learning loss literasi dan numerasi yang signifikan. Learning loss merupakan suatu fenomena di mana siswa kehilangan kesempatan menuntut ilmu karena adanya beberapa faktor penghambat.

Berlangsungnya pandemi Covid-19 ini menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik pada siswa. Siswa menjadi bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran. Sistem pembelajaran daring menjadi salah satu alasan tumbuhnya rasa malas akan menuntut ilmu pada siswa. Selain itu, kejenuhan siswa akan sistem pembelajaran daring menjadikan siswa malas dalam mengikuti pembelajaran. Ketidaknyamanan dalam mengikuti pembelajaran menjadikan rata-rata siswa menjadi tidak paham akan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Disinilah awal mula terjadinya learning loss, Indonesia mengalami learning loss selama 6 bulan terkait literasi dan 5 bulan terkait numerasi.

Hadirnya kurikulum merdeka bertujuan untuk mengurangi dampak dari learning loss yang terjadi selama masa pandemi. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memiliki pembelajaran intrakulikuler yang beragam, sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk mempelajarai konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum merdeka menjadi sebuah pilihan bagi sekolah untuk menyiapkan dan melaksanakan rangkaian pemulihan pembelajaran 2022 hingga 2024 akibat pandemi. Kurikulum merdeka dijadikan sebagai kurikulum alternatif yang mana memberikan kebebasan pada pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan potensi siswa. Guru memiliki kebebasan untuk memilih berbagai perangkat ajar untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan belajar dan minat siswa.

Dari segi siswa, kurikulum merdeka menawarkan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan minat belajarnya. Selain itu, kurikulum merdeka mengajarkan siswa untuk aktif dalam belajar. Siswa tidak diharuskan memenuhi target berupa angka. Siswa lebih diajarkan agar mampu meningkatkan pola pikir, karakter, dan pengambilan keputusan guna menjalani kehidupan di masa depan. Pengembangan pola pikir, karakter dan bagaimana cara pengambilan keputusan ini diajarkan dengan tugas berupa proyek.

Sebelumya dikatakan bahwa kurikulum merdeka menawarkan kebebasan pada siswa, guru maupun kepala sekolah. Akan tetapi mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim mengatakan bahwa kurikulum merdeka diciptakan dengan konsep agar siswa dapat mendalami minat dan bakat mereka masing-masing. Setiap siswa memiliki preferensi yang berbeda-beda, guru tidak bisa memaksa seorang siswa untuk menyukasi semua mata pelajaran. Setiap siswa memiliki sudat pandangnya akan apa yang mereka jalani dan hadapi. Namun, pada praktiknya tidak sedikit guru yang mengharuskan siswanya untuk bisa dan menyukai semua mata pelajaran yang telah diajarkan. Hal ini pun berdampak pada siswa, mereka akan kesulitan dalam memilih dan memutuskan sesuatu di kelas. Mereka sudah terbiasa mempelajari sesuatu yang mereka mungkin kurang minati. Siswa memerlukan suatu tempat yang cocok untuk mengaktualisasikan diri mereka sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu satu demi satu mulai terlihat hasil dari penerapan kurikulum merdeka. Sebelumya dikatakan bahwa setiap guru dibebaskan memilih perangkat pembelajaran guna menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat siswa. Dengan pernyataan tersebut suatu sekolah akan mengimplementasikan berbagai cara guna memenuhi kebutuhan siswa dan mendorong minat bakat siswa. Sebagai contohnya yaitu pada SDN Tulangampiang, Denpasar-Bali. Sekolah tersebut menererapkan konsep belajar lebih bermakna dan menyenangkan, yang mana pembelajaran dilakukan melalui proyek. Siswa diberi kesempatan untuk aktif dalam mengeksplorasi isu-isu aktual guna mendukung pengembangan karakter dan potensi Profil Pelajar Pancasila. Kelas yang diampu oleh Ni Made Meriandinata menerapkan pembelajaran berupa proyek "KOLAK MANIS" yang mana singkatan dari "Kolaborasi Kreasi Makanan Indonesia". Pada pelaksanaanya, proyek tersebut melibatkan kolaborasi antara orang tua dan siswa. Hal tersebut dilakukan guna menumbuhkan kedekatan antara orng tua dan siswa.

Dari pemaparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka akan berhasil tergantung bagaimana guru, kepala sekolah serta pemerintah daerah dalam membangun strategi pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran yang baik siswa akan semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Apabila implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan dengan baik, maka secara bertahap akan memulihkan pembelajaran dan mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun