"Manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak menginginkan apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima."
Ungkapan di atas ditulis oleh seorang Filsuf dari Roma bernama Lucius Seneca dalam bukunya yang berjudul Letters from Stoic.Â
Beliau adalah salah satu filsuf yang melanjutkan dan mengembangkan Filsafat Stoa yang juga bisa disebut dengan Filosofi Teras.
Apabila kita mengenal Dikotomi Kendali, kita telah mengetahui bahwa sesungguhnya dalam hidup terdapat hal-hal yang bisa kendalikan dan tidak dapat kendalikan.Â
Hal-hal yang bisa kendalikan di antaranya adalah persepsi kita, emosi kita, ucapan kita, dan tindakan kita. Sedangkan hal-hal di luar kendali kita di antaranya seperti sikap orang lain, masa lalu, masa depan, kesehatan, kekayaan, popularitas, dll. (Baca selengkapnya di sini).
Setelah kita memahami Dikotomi Kendali, kita perlu menyadari bahwa ternyata terdapat banyak hal yang sebenarnya tidak ada dalam kendali kita. Lalu bagaimana sebaiknya kita menyikapi hal tersebut?
Dalam Filosofi Teras, hal-hal di luar kendali kita dianggap sebagai "Indifferent" atau bahasa kerennya adalah "nggak ngaruh". Artinya, hal-hal tersebut sebenarnya tidak berpengaruh terhadap kebahagian seseorang. Indifferent dipahami sebagai sesuatu yang netral, tidak baik dan tidak pula buruk.
Meskipun hal tersebut dianggap netral, tetapi menjadi sangat wajar bila hampir semua orang  lebih menyukai hal-hal yang terlihat membuat mereka bahagia seperti kaya, sehat, popularitas, dan sebagainya.Â