"Kalau dia bisa, kenapa aku tidak?"
Apakah teman-teman setuju dengan kalimat di atas?
Mungkin banyak dari kita yang menggunakan kalimat di atas sebagai motivasi diri saat ingin meraih sesuatu yang telah diraih oleh orang lain. Seseorang merasa bahwa ketika orang lain berhasil melakukan atau memperoleh apa yang mereka impikan, di situ juga ia menjadikan keberhasilan orang lain sebagai acuan keberhasilan dirinya.
Tidak ada yang salah memang ketika kita menjadikan orang lain sebagai motivasi diri untuk sukses. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah ketika kita membandingkan keberhasilan orang lain sebagai tolak ukur atas keberhasilan diri kita. Artinya, pembentukan standar keberhasilan diri ada pada keberhasilan orang lain bukan didasarkan pada diri sendiri.
Saya teringat dengan kata-kata dari seorang llmuwan Jerman bernama Albert Einsten. Mungkin banyak dari kita sudah sangat familiar dengan kata-kata ini:
"Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid."
-Semua orang itu jenius. Tapi jika kamu menilai seekor ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, maka ia akan menjalani hidupnya dengan percaya bahwa hal itu bodoh.-
Apa yang dapat kita maknai dari kata-kata Ilmuwan Albert Einsten di atas?
Artinya, bahwa setiap orang punya kemampuan dan keberhasilannya masing-masing. Setiap manusia diciptakan unik dan berbeda. Tidak pernah ada manusia yang sama di dunia ini, bahkan untuk dua orang anak yang lahir kembar identik saja mereka memiliki perbedaan.
Jadi, standar keberhasilan setiap orang pun berbeda-beda. Tak perlu resah ketika melihat orang lain sudah berada pada titik kesuksesannya yang bagimu itu adalah sesuatu yang memukau. Buatlah standar keberhasilan dirimu sendiri yang sesuai dengan kemampuanmu dan juga menjadi bakat dan minatmu.