Ya, benar sekali. Skripsi yang baik adalah skripsi yang dikerjakan dan diselesaikan. Alih-alih terlalu meninggikan konsep dan hanya memikirkan terus-menerus tanpa memberikan aksi, hal ini yang kemudian malah menyebabkan skripsi seolah-seolah menjelma hantu yang terus gentayangan setiap malam, bahkan setiap saat.
Skripsi, tugas akhir yang sering menjadi momok bagi mayoritas mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan sarjana—terutama bagi mahasiswa akhir. Tak jarang pula, skripsi menjadi penyebab beberapa mahasiswa tidak lulus tepat waktu dikarenakan berbagai “drama” yang terjadi di dalamnya. Adalah overthinking yang menjadi salah satu drama mahasiswa akhir dalam pengerjaan skripsinya.
Seperti halnya kamus Cambridge yang mengartikan overthinking sebagai tindakan memikirkan sesuatu yang berlebihan dengan cara tidak berguna, mahasiswa pejuang skripsi seringkali berpikir dan memberikan ekspektasi terlalu ruwet pada skripsinya hingga akhirnya malah berujung pada bengong.
Overthinking yang muncul pada mahasiswa pejuang skripsi biasanya disebabkan karena adanya perasaan takut salah eksekusi data, terlalu perfeksionis, berbagai macam distraksi dari luar, ketakutan akan masa depan, hingga pada pikiran-pikiran yang tidak-tidak--seperti takut ditinggal nikah si doi--, dan lain sebagainya.
Overthinking yang telah menjadi kendala dalam proses pengerjaan skripsi, hadirnya juga memunculkan kendala berikutnya, yaitu bengong. Bengong adalah kata kerja yang dalam KBBI diartikan sebagai termenung atau terdiam seperti kehilangan akal yang disebabkan karena heran, sedih, dan sebagainya.
Termenung (baca: bengong) adalah sebuah kata kerja pasif dengan awalan “ter” yang berarti sesuatu sedang dikenai tindakan. Artinya bahwa mahasiswa yang sedang bengong berarti ia sedang dibuat seolah kehilangan akal karena sesuatu yang dalam hal ini adalah overthinking itu sendiri.
Jadi bisa dikatakan bahwa dengan overthinking justru dapat berujung pada munculnya permasalahan baru, yaitu bengong. Dan dengan bengong menjadikan proses pengerjaan skripsi jadi tersendat alias berhenti di tempat.
Tak jarang, mahasiswa pejuang skripsi ditemukan bengong. Mereka terlihat sedang berpikir keras dan merenungi skripsinya, namun nyatanya mereka seperti kehilangan akal, dalam artian susah mikir disebabkan terlalu overthinking yang terus-terusan bercokol di pikiran.
Aktivitas bengong bukan tidak diamini di kalangan mahasiswa pejuang skripsi. Beberapa kali saya bertanya pada beberapa mahasiswa akhir yang sedang dalam proses pengerjaan skripsi. Ketika ditanya mereka sedang apa, jawaban yang muncul salah satunya adalah, "lagi bengong nih, gak tau mau ngapain."