Sayang, tahukah kamu bahwa sejak menemukanmu, aku semakin mengerti bagaimana seharusnya menyikapi sebuah rasa. Perasaan jatuh cinta memang hadirnya tak pernah disangka kapan waktunya dan kepada siapa. Namun, kamu pasti mengerti bahwa semua itu terjadi bukan atas kehendak kita sendiri, semuanya sudah ada yang merencanakan dan mengatur, siapa lagi Dia kalau bukan Tuhan kita, Allah.
Sayang, aku saat ini sedang menasihati diriku sendiri.  Sebuah pertemuan mungkin tak perlu disesali meski itu terkesan mengecewakan. Setiap pertemuan Allah ciptakan untuk kita bisa mengambil hikmah di balik sebuah skenario. Ada banyak adegan-adegan unik yang mesti bisa kita maknai, bahwa sebuah pertemuan sejatinya adalah sebuah pembelajaran hidup. Salah satunya adalah pembelajaran bagaimana menghadapi sebuah pertemuan yang melahirkan perasaan cinta pada hati dua insan atau bahkan mungkin hanya salah satu dari keduanya.
Sayang, aku mengerti bahwa Allah hadirkan rasa cinta pada seorang manusia itu adalah untuk menguji. Ya, cinta itu ujian. Mencintai itu ujian, dicintai itu ujian. Mencintai dan dicintai itu ujian. Apalagi jika hanya mencintai tanpa dicintai, itu lebih dari ujian. Semoga tak banyak yang merasakan seperti itu di dunia ini, karena itu pasti sungguh menyakitkan untuknya. Akan tetapi, aku percaya memang cinta itu ujian, sejauh mana cinta seorang manusia pada sesamanya tidak melebihi cintanya pada Tuhannya.Â
Sayang, sungguh pun jika benar aku mencintaimu, aku akan berusaha selalu melibatkan Allah atas semua gejolak hati yang terkadang sangat menyiksa diri. Menangis di atas permadani sembari mencurahkan semua rasa pada Allah adalah pilihan paling tepat yang bisa kulakukan saat ini.
Sayang, ternyata jatuh cinta itu berat, ya, apalagi ditambah dengan rindu. Aku sungguh merasakannya. Namun, ternyata ada yang lebih berat lagi, kamu tahu apa itu? Perasaan jatuh cinta yang didalamnya ada rasa takut kehilangan dan ditinggalkan. Bukankah itu tidak baik, ya? Iya memang sebenarnya itu tidak baik, aku sedang belajar menghindarinya saat ini.
Sayang, sejatinya cinta itu memperjuangkan dan diperjuangkan, ya? Kamu pasti menjawab "iya". Saat ini mungkin perjuangan itu belum bisa dimulai. Kita masih diizinkan Allah untuk berjuang di jalan kita masing-masing. Sibuk memperbaiki diri dan menebar manfaat untuk orang lain, meski kita tak tahu pasti apakah kita akan benar-benar bisa berjuang berdua nantinya. Ah, jika aku meminta pada Allah untuk disatukan denganmu, tidakkah aku terlalu mendikte Tuhan? Kendati nyatanya aku memang benar mencintamu.
Sayang, saat ini mungkin pilihanku untuk diam adalah jalan terbaik. Diam tanpa sedikitpun menaruh harapan pada dirimu. Harapan itu aku titipkan pada Allah, agar Dia sendiri yang menyampaikannya padamu. Karena aku meyakini bahwa perasaan cinta yang dirawat dengan baik, Allah pasti akan berikan yang terbaik untuk hati kita.
Sayang, Bolehkan aku berdoa untukmu? aku titipkan harapan  kebaikan untuk studimu, karirmu, usahamu, dan apapun yang kamu lakukan saat ini dan yang akan datang. Kamu pasti sudah sangat mengerti bahwa doa yang dimohonkan untuk seseorang tanpa sepengetahuannya, doa itu akan mudah dikabulkan oleh Allah. Sungguh manis, bukan?
Sayang, sampai disini dulu ya tulisanku. Semoga kamu selalu dalam keadaan baik dan jalanmu selalu dimudahkan. Selalu semangat, ya! Aku mendukungmu dari sini, agak jauh :)