Baru saja sore tadi ada kejadian lucu di grup WhatsApp kelas. Berawal dari kiriman salah satu anggota grup mengenai Surat edaran Kementerian Agama Republik Indonesia tertanggal 10 Juli 2020 yang mana pada poin tiga diketik dengan huruf tebal tertulis bahwa:
 "Dengan berlakunya KMA 183 tahun 2019 dan KMA 184 tahun 2019, maka mulai tahun pelajaran 2020/2021, KMA nomor 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah sudah tidak berlaku lagi"
Pernyataan tersebut ternyata tidak langsung membuat paham seluruh anggota grup.
Tiba-tiba ada yang nyeletuk membalas "bahasa Arab dan PAI sudah tdk berlaku lagi, terus adanya apa". Sontak saya sambil menahan tawa langsung membenarkan bahwa bukan mata pelajarannya yang tidak berlaku lagi, namun kurikulumnya. Rupanya yang nyeletuk tadi membacanya kurang fokus.
Ternyata belum clear sampai disitu.
Tak lama lagi ada yang bertanya, "Jadi yang dihapus itu apanya? Aku masih belum paham" sembari mengirimkan gambar screenshot story orang yang bertuliskan "R.I.P jurusan PBA", lalu ada lagi anggota grup yang mengirimkan screenshot story yang berisi gambar surat edaran kemenag disertai caption 'kemenag keracunan apa yaa'.
Akhirnya beberapa anggota grup yang paham pun menjelaskan maksud dari KMA itu. Salah satu anggota grup langsung komen "Indonesia Darurat Membaca". Ehe.. ada benarnya juga...
Saya kurang mengerti apakah kata-kata yang digunakan kemenag itu kurang bisa memahamkan atau memang si pembaca yang memang sedang oleng/ tidak fokus.
Terlepas dari itu semua, jika melihat dari screenshot story yang di bagikan salah satu anggota grup yang berisi 'RIP Jurusan PBA dan Kemenag keracunan apa yaa', disitu kita bisa menilai bahwa gagal paham bisa juga menyebabkan tersebarnya berita hoax. Bagaimana tidak, jika orang yang gagal paham tersebut kemudian membagikan apa yang dia pahami ke orang lain, maka sangat memungkinkan orang yang menerimanya akan juga memahami dengan paham yang sama, yaitu 'gagal paham' juga.
Jika berita hoax sudah tersebar maka siapa yang dirugikan? Pihak yang menjadi pembahasan lah yang akan sangat dirugikan.
Maka dari itu, sudah seyogyanya jika kita menerima kabar yang terkesan aneh dan kurang srek di hati sebaiknya mengklarifikasi terlebih dahulu atau istilahnya adalah Tabayyun. Tabayyun adalah mencari kebenaran sebuah berita. Tabayyun dalam KBBI bermakna pemahaman; penjelasan.
Sehingga dengan melakukan tabayyun terlebih dahulu setidaknya kita turut mengurangi tersebarnya berita hoax. Sekian,