Kopi,
Dulu,
Aku sering titip rindu dalam reguk terakhirmu,
Ada pahit yang takbisa kulupa
Kopi,
Masih dulu lah,
aku suka mengadu padamu
Atas cinta yang diselipkan pada manis rasamu,
Tapi sumpah
Aku lebih suka pahitmu
Pahit yang bisa temani para perindu yang sengaja lampiaskan padamu
Sebab jejak rindu yang sebenarnya tak ditemukan.
Dan kamu entah sabar atau mencibir para pecinta,
Di ketika tak satupun para pecinta
takpernah hampa atas rindu dendam yang kecamuk telah terlampiaskan padamu.
Pi,
Aku rasa kamu angkuh
Dengan pahitmu yang agung
"Ah, tentu jauh aku dari prasangka mu," jawabmu pelan dan makin wibawa.
"Ha, benarkah...?" Aku ragu tidak saja oleh jawabmu tapi juga atas esensi katamu
"Bagiku, cukuplah, asal mereka tidak lupa pada Pemberi rasa,"
_fd_saja,10082020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI