Salah satu daerah di DIY yang terkenal dengan keindahan pantainya adalah Gunung Kidul. Pesona-pesona pantai berpasir putih dengan pemandangan bukit yang menyejukkan mata menjadikan pantai-pantai Gunung Kidul juara di hati para penikmatnya. Tetapi, secara pribadi aku paling malas jika main ke pantai Gunung Kidul. Selain karena jarak tempuhnya yang jauh, daerah selatan di pantai Gunung Kidul juga masih terasa asing untukku. Tapi berkat perjalanan kali ini aku jadi tau bahwa pengorbanan dari jauhnya perjalanan kesana akan terbayarkan dengan pemandangan yang tak bisa didapatkan di sudut kota Jogja manapun!
[caption caption="bukit kosakora"][/caption]
Jam 8 pagi kami berempat berangkat dari Jogja kota. Ini adalah kali pertama aku ke pantai Gunung Kidul naik motor. Ada rasa was-was karena jalannya naik turun dan berkelok-kelok. Tapi kumantapkan dalam hati. Akhirnya kurang lebih perjalanan 2,5 jam kita sampai di Pantai Drini. Kukira awalnya sepi karena kami kesana hari Rabu. Namun ternyata pantai itu dipadati pengunjung yang umumnya dari luar kota. Karena tujuan kami ke Bukit Kosakora, yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari Pantai Drini, kami tidak berlama-lama di Pantai Drini. Dari sana kami langsung bertanya kepada masyarakat di sekitar pantai tentang jalan menuju Bukit Kosakora. Ternyata sudah ada jalan khususnya dan kami tinggal mengikuti jalan setapak dan papan penunjuk jalan.
Â
[caption caption="jalan menuju bukit kosakora"]
Awalnya kukira tidak terlalu jauh antara Pantai Drini dengan bukit Kosakora. Namun ternyata kami harus melewati dua bukit dan melewati 2 pantai. Langsung saja aku lemas apalagi belum sarapan semenjak berangkat tadi pagi. Dua orang temanku pun ketika perjalanan ke Bukit Kosakora sempat ngomel-ngomel karena ketika jalan sama aku pasti diajak ke tempat-tempat yang adventourous. Aku jadi serba salah dengan mereka, apalagi mereka memang buka tipe orang yang suka jalan ketempat wisata yang menantang. Aku malah sebaliknya, meskipun lapar dan lemas, aku senang dapat melewati bukit yang sepi jauh dari hingar-bingar orang, dapat melihat hijaunya tumbuhan dan birunya awan. Sayangnya waktu kita menyusuri bukit, cuaca sedang panas-panasnya sehingga benar-benar membuat kami kelelahan. Akhirnya kami semua memutuskan istirahat di Pantai yang pertama kita lalui. Disana kami makan bekal yang sudah kami persiapkan dan mencari keteduhan dibalik tanaman pandan laut. Pantai itu tidak terlalu luas dan banyak sekali bebatuan besar dibibir pantai. Sehingga kamipun tidak tertarik untuk bermain-main dibibir pantainya.
Setelah cukup beristirahat dan makan cemilan, kami akhirnya memiliki energi untuk melanjutkan perjalanan. Dijalan yang kami lalui kali ini, sudah tidak terlalu menanjak seperti jalanan yang kami lalui sebelumnya. Disekeliling jalan kami melewati ladang jagung dan rumah penduduk. Bahkan juga ada warung yang menjual aneka makanan dan minuman. Akhirnya kami kembali istirahat di warung tersebut dan menikmati minuman dingin. Rasanya sangat menyegarkan, mengingat waktu itu cuaca sangat panas. Kali ini tidak berlama-lama kami langsung melanjutkan perjalanan hingga tiba di Pantai Ngrumput. Pantainyai indah sekali dengan pasir putihnya yang menawan. Disisi timur dengan gagahnya terlihat tebing dari bukit Kosakora yang kami akan tuju. Karena cuaca sangat panas, kami sengaja tidak bermain dibibir pantai dan memutuskan untuk langsung naik ke Bukit Kosakora.
[caption caption="pemandangan pantai dari atas bukit"]
Sebelum naik, ada petugas yang berjaga dan kami dikenakan biaya retribusi Rp.2000 rupiah per orang. Biaya itu untuk pemberdayaan kawasan wisata dan untuk kas Desa. Perjalanan kebukit kali ini cukup menguras energi. Meskipun sudah ada jalan setapak, tapi tetap saja jalan yang kami lalui curam. Bahkan bebatuan karang yang ada disekitar jalanan sangat tajam dan berbahaya jika kita tidak berhati-hati. Usahakan santai saja ketika akan naik keatas. Atur napas perlahan-lahan dan tetap fokus. Tidak lama kemudian alhamdulillah kami akhirnya sampai juga di Bukit Kosakora. Ternyata disana sudah ada banyak wisatawan yang lebih dulu sampai.
Â
Terkadang jika kita melihat tempat wisata dari media sosial atau internet, akan ada dua kemungkinan. Pertama, bisa jadi tempat wisata yang kita datangi lebih bagus daripada foto-foto dan review yang ada di internet. Kedua, bisa jadi tempat wisata yang kita datangi lebih jelek daripada foto-foto dan review yang ada di internet. Bisa karena edit foto yang berlebihan, ataupun review tempat wisata yang dibagus-baguskan. Atau bisa jadi kita datang pada waktu yang tidak tepat?