"Ayahku Bukan Pembohong" merupakan novel karya Tere Liye yang diterbitkan pada 20 April 2016 dan diiterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku in memiliki jumlah halaman sebanyak 304 lembar dengan berat 0,4 kg, lebar 14 cm dan panjang 21 cm. Buku ini berkisah tentang seorang anak yang di besarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan kehidupan dan dongeng itu puka yang menumbuhkan benih kebencian sang anak pada ayah.
' Ayahku bukan pembohong ' novel ini bercerita tentang seorang ayah yang suka memberi pengajaran lewat bercerita kepada anak, menantu juga cucunya. Ia  menceritakan tentang petualangannya saat masih muda. Ayah menjadi pribadi yang di hormati karena keramahan sikap, santun tutur bahasa, dan suka membantu kepada tetangga maupun orang lain yang membutuhkan bantuannya, ayah juga hidup sederhana meski lulusan ilmu hukum di universitas ternama di Eropa.
Ayah memilih untuk menjadi seorang pegawai negeri biasa dengan hidup sederhana. Baginya kebahagiaan bukanlah sesuatau yang bisa diukur dari seberapa banyak kita memiliki barang-barang mewah atau jalan-jalan ke luar negeri, bagi ayah kebahagiaan adalah bagaimana kita masih tetap bersyukur atas apa yang kita miliki dengan bangga dan ikhlas. kebabagian yang lahir dalam diri bukan dari orang lain atau barang apapun. Ayah memiliki satu anak yang bernama Dam, ia mendidik Dam dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara memberikan cerita-cerita yang di tanam dalam otak dan pikiran Dam. Hal tersebut telah berhasil membentuk karakter dan menjadikannya anak yang berbeda. Dam menjadi pribadi yang baik hati, sabar dan suka membantu baik orang tuanya atapun orang lain. Namun, semenjak ibunya meninggal dan tidak pernah diberi tahu jika selama ini ibunya mengidap penyakit kelainan darah, Dam sangat kecewa kepada ayahnya lebih kecewa lagi saat tahu ayahnya tidak pernah membawa ibunya untuk berobat serius, tapi lebih memilih percaya argumen si raja tidur yang mengatakan usia ibu akan bertahan lebih lama jika membawanya dalam suasana hati yang bahagia, itu sangat tidak masuk akal. Padahal ayah sendiri yang mengajarkan dan untuk tidak cepat putus asa.
Saat ayah sudah memasuki umur tua, usianya menginjak 78 tahun, ayah tinggal bersama Dam atas permintaan menantunya, Taani. Ayah senang bisa kembali berbagi cerita lagi kepada kedua cucunya yaitu Zas dan Qon, namun hal itu justru membuat Dam marah, Dam tidak ingin keluarga kecilnya di usik oleh cerita-cerita ayahnya. Pertengkaran hebat pun terjadi, sampai akhirnya ayah masuk rumah sakit, dan saat itu pula Dam tahu bahwa cerita-cerita ayah bukanlah kebohongan. Namun, semuanya sia-sia ayahnya kini sudah tiada.
Novel ini populer di Indonesia dan mendapat ulasan positif dari pembaca. Berikut adalah beberapa review novel yang penah diulas: Gramedia memuji novel ini karena pesannya yang sederhana namun kuat tentang pentingnya kekeluargaan dan kejujuran. Reviewer juga memuji gaya penulisan unik Tere Liye yang membuat novel ini mudah dibaca dan dipahami. Goodreads mengapresiasi penggunaan narasi non-linier dalam novel yang menambah kedalaman cerita. Reviewer juga memuji kemampuan Tere Liye dalam membangkitkan emosi pembaca melalui pengalaman karakternya. Hi Book Lover menyoroti tema novel tentang kesederhanaan dan bagaimana hal itu dapat menjadi sumber kebahagiaan. Reviewer juga memuji kemampuan Tere Liye dalam menciptakan karakter relatable yang dapat membuat pembaca berempati.
Umami mengungkapkan kecintaan mereka terhadap novel tersebut dan bagaimana novel tersebut membuat mereka menangis berkali-kali. Reviewer pun memuji kemampuan Tere Liye dalam menciptakan kisah mengharukan yang mengajarkan nilai-nilai penting.
Amazon mengapresiasi penggunaan bahasa Indonesia dalam novel ini sehingga mudah dipahami oleh pembaca Indonesia. Reviewer juga memuji kemampuan Tere Liye dalam menciptakan cerita yang relevan dan menarik bagi pembaca. Kompasiana memuji novel ini karena mampu menangkap esensi keluarga dan bagaimana bisa menjadi sumber kebahagiaan. Reviewer juga memuji kemampuan Tere Liye dalam menciptakan kisah menyentuh hati yang mengajarkan nilai-nilai penting.
Novel "Ayahku Bukan Pembohong" karya Tere Liye memang menjadi buku yang populer di Indonesia. Namun, seperti halnya karya sastra lainnya, novel ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa kritik untuk novel "Ayahku Bukan Pembohong":
Kekurangan:
Novel ini terlalu klise dan terlalu banyak mengandalkan unsur-unsur emosional yang berlebihan.
Karakter-karakter dalam novel ini terlalu idealis dan tidak realistis.