Mohon tunggu...
Fatimah azzahroh
Fatimah azzahroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

lakukan apa yang bisa kamu lakukan hari ini, kasih yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Yuk Perbedaan Struktur Berbahasa

1 Maret 2022   23:00 Diperbarui: 1 Maret 2022   23:17 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia hidup memerlukan bahasa. Dengan bahasa manusia bisa menjalani hidup yang sepenuhnya menggunakan bahasa dalam bersosialisasinya. Banyak sekali arti dari bahasa itu sendiri ada bahasa tulisan dan bahasa lisan. Bahasa merupakan simbol seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain maka dari itu bahasa merupakan kompetisi pertama manusia. Bisa dibilang kedudukan bahasa sama pentingnya dengan bernapas. Kehidupan manusia menjadi sangat mudah dengan adanya bahasa. 

Tidak hanya manusia, sistem bahasapun digunakan oleh seluruh makhluk hidup dengan berbagai jenis yang beragam, dan yang memahami bahasanya hanya kalangan dari makhluk dup tersebut seperti, bahasa hewan, yang mengerti dan memahami hanya hewan saja kecuali manusia tersebut diberi kelebihan oleh Sang Pencipta. Begitu pentingnya ya berbahasa. Dengan bahasa kita bisa menyampaikan ide, suara, pikiran, suatu keinginan dan hasrat yang ingin kita sampaikan kepada orang lain begitupun sebaliknya. Bahasa tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi saja, tetapi bahasa juga digunakan sebagai sarana aktualisasi diri. Seperti saat kita berbicara kepada orang lain, maka apa yang kita bicarakan bisa tersampaikan dengan  menggunakan bahasa. Bayangkan saja jika tidak ada bahasa bagaimana cara kita untuk menyampaikan ide, mengutarakan perasaanpun susah.

Sekarang kita beralih ke struktur bahasa.

Apasih struktur bahasa itu?

Dan ada apa saja dalam struktur bahasa?

Dalam bahasa pastinya terdapat struktral yang mana nantinya akan membentuk suatu karakter dari bahasa itu sendiri. ada istilah fonologi yang berarti bunyi, ada morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmantis.

Fonologi merupakan tingkatan paling pertama dalam bahasa. Fonologi berarti bunyi dari hasil ucapan, yang merupakan proses terbentuknya hingga perubahan bahasa itu sendiri. Fonologi merupakan kajian yang mempelajari tentang bunyi dari suatu kata. Seorang bayi sejak saat pertamakali dilahirkan sudah bisa mengeluarkan bunyi yakni, dari bunyi tangisan. Apakah dia sudah memenuhi syarat fonologi? Tetusaja sudah. Karena tangisan itulah simbol bayi dalam mengutarakan perasaan atau hasratnya. Seperti orang yang tidak bisa berbicara (bisu), ia hanya bisa mengeluarkan bunyi "ee, ee, uu.." dan lain sebagainya. Nah, itu juga termasuk bahasa dia dalam mengutaran apa yang ingin dia utarakan kepada orang lain.

Beralih ke tingkatan kedua ada morfologi yakni, suatu penempatan atau bentuk seluk beluk kata hingga perubahan kata itu sendiri. Morfologi meruapakan kajian seluk beluk suatu kata. Morfologi merupakan bentuk yang secara alami bisa kita lihat seperti, morfologi manusia yaitu mata, hidung, tangan, kaki dan lain sebagainya. Semakin besar maka pengetahuan bayi (anak) tentang bahasa semakin luas karena pengaruh lingkungan disekitarnya. Anak semakin lama kemampuan bahasanya akan berkembang seperti, dari yang awalnya hanya bisa mengeluarkan bunyi "ee,Ee.." akhirnya bisa mengeluarkan ungkapan hingga dua kata. Nah, anak yang sudah bisa mengeluarkan ungkapan dua kata maka anak itu bisa dibilang sudah memahami pengetahuan tentang morfologi.

Yang ketiga ada sintaksis. Apasih sintaksis itu? Sintaksis adalah ilmu tatakalimat. Ilmu yang mempelajari tentang tata menata antara kalimat dari kata satu ke kata yang lain sehingga membentuk kalimat. Kapan sih anak mulai bisa menata kalimat? Saat bayi sudah berhasil melewati dua tingkatan sebelumnya yakni, fonologi dan morfologi. Sejatinya pemahaman anak berjalan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Meskipun begitu anak pasti akan melewati tahap demi tahap tingkatan tersebut sampai ia bisa melewati semua tingkatan. Jika anak sudah bisa merangkai unsus per unsur kata hingga bisa membentuk kalimat yang kompleks maka, anak tersebut sudah memenuhi syarat atau sudah mencapai tingkatan sintaksis. Biasanya anak yang sudah berada pada tingkatan ini, dia mulai bisa mengusai dan mengurutkan kata-kata. Seperti, "Ummi.. aku beli mainan boleh?" dan contoh lainnya.

Kita lanjut pada tingakatan ke empat ada simantik. Simantik adalah cabang bahasa. Simantik merupakan kajian yang mempelajari tentang cabang bahasa makna. Kalian tau? Pada saat kita masih bayipun kita sudah mempelajari tentang makna, makna yang terkandung dalam sebuah kode, makna dari suatu kata atau bahasa, dan perspektif lainnya. Suatu kata yang kita ucapkan pasti tekandung makna yang ingin kita sampaikan. Begitupun kode-kode pasti juga mengandung makna seperti, kode rambu lalu lintas merah tanda berhenti, hijau boleh melaju begitupun dengan kode-kode lainnya. Ada juga contoh, ketika anak lapar ia mengucapkan kata "maa..lapar.." yang kata itu sudah pasti memiliki makna bahwa si anak lapar.

Pada tingkatan terakhir ada pragmatik. Pragmatik adalah hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan dengan situasi penuturan. Pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Dalam perkembangan bahasa setiap anak pasti mengalami perkembangan pragmatik. Contohnya saja, kemampuan bahasa anak yang berumur 2 tahun pastinya berbeda dengan kemampuan bahasa anak yang sudah berumur 4 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun