Era digitalisasi dan keterbukaan informasi seperti saat ini, menuntut masyarakat untuk semakin jeli dalam memilih berita agar tidak mudah terprovokasi, tidak mengikuti agenda seting media serta masih dapat mempertahankan "netralitas"nya sebagai pembaca. Untuk itu, pembaca harus mencoba menelisik lebih jauh "bagaimana" dan "mengapa" berita-berita itu dihadirkan, maka kita akan segera mengetahui bahwa terdapat motif politik dan ideologis tertentu yang tersembunyi dibalik teks-teks berita tersebut. Cara membaca yang lebih mendalam dan jauh ini disebut dengan analisis wacana.
Analisis wacana adalah alternatif terhadap kebuntuan-kebuntuan dalam analisis media yang selama ini lebih didominasi analisis isi konvensional dengan paradigma positivis atau kontruktivisnya. Melalui analisis wacana, kita akan tahu bukan hanya bagaimana isi teks berita, tetapi bagaimana dan mengapa pesan itu dihadirkan. Bahkan, kita bisa lebih jauh membongkar penyalahgunaan kekuasaan,dominasi, dan ketidakadilan yang dijalankan dan diproduksi secara samar melalui teks-teks berita.
Analisis wacana memperhatikan dan menganalisis teks berita melalui kata,frasa, kalimat, metafora seperti apa dari berita yang disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna tersembunyi dari suatu teks. Salah satu kekuatan dari analisis wacana adalah kemampuannya untuk melihat dan membongkar praktik ideologi dalam media.
Paling tidak ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana yaitu: pertama, pandangan kaum positivisme empiris, dimana bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan obyek di luar dirinya. Menurut kelompok ini, wacana diukur dengan mempertimbangkan kebenaran atau ketidakbenaran menurut sintaksis dan semantik. Kedua, pandangan konstruktivisme yang banyak dipengaruhi pemikiran fenomenologi. Menurut kelompok ini, analisis wacana dimaksudkan sebagai analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Ketiga, pandangan kritis. Menurut pandangan ini, analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi. Karakteristik dari analisis wacana kritis mengandung lima prinsip yaitu tindakan, konteks, historis, kekuasaan dan ideologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H