Mohon tunggu...
Fatimah Azzahra
Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi

segala sesuatu itu berangkat dari kemauan dan mencoba adalah modal awal dari sebuah perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dolorosa Sinaga: Berangkat dari Kebebasan dan Kemerdekaan

8 Desember 2024   11:15 Diperbarui: 8 Desember 2024   11:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta - Dolorosa Sinaga merupakan seniman wanita Indonesia yang berdarah batak. Ia lahir pada 31 Oktober 1952 di tanah Sibolga, Sumatera Utara. Dolo tidak besar di daerah tempat ia lahir. keluarga Dolo pindah dan kemudian menetap di Jakarta dari tahun 1963, saat ia berusia 11 tahun.

"saya orang batak, tidak pernah besar di sana, saya besar di Jakarta" demikian jelas Dolo (30/11/24)

Dolo tumbuh di dalam keluarga yang sangat disiplin dan diajarkan tanggung jawab. Dolo merupakan anak ke-4 dari 8 bersaudara. Ia dibesarkan oleh ayah dan ibu yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan cinta kasih.

"kami semua diajarkan nilai yang paling penting, yang sampai sekarang saya laksanakan. Saya tidak dapat itu dari gereja dan saya tidak dapat itu dari agama. Saya dapat itu dari rumah. Cinta kasih, saling membantu, tidak boleh berantem sesama keluarga, dan harus bisa saling memaafkan. Saya dapat itu di rumah, diajarkan oleh Bapak dan Ibu saya" ujar Dolo (72)

Dolo tumbuh dan besar di lingkungan keluarga dengan contoh dan nilai-nilai panutan yang baik dari sang Ayah dan Ibu. Dolo mengakui bahwa nilai panutan itu sangat penting. Baik itu sebagai seorang istri, kepala keluarga, atau pemimpin nantinya. "Nilai itu lah yang seharusnya membesarkan kita semua, ya" ucap Dolo.

Dolo juga menyampaikan bahwa nilai penting yang juga diajarkan oleh orang tuanya adalah menghormati orang tua. Dolo tumbuh di dalam keluarga yang memiliki landasan kemanusiaan yang kuat. Ia menyampaikan bahwa orang tuanya berpesan untuk selalu mengasihi sesama.

Pada tahun 1971 Dolo menemukan apa yang ia inginkan tentang kebebasan. Jiwa seni dan kebebasan Dolo berangkat dari kedisiplinan sang ayah di dalam keluarga. Dolo menyampaikan bahwa ia menemukan satu sekolah yang menawarkan kebebasan dan kemerdekaan, yaitu Seni.

"dengan landasan itu lah, yang saya inginkan untuk bebas dan merdeka, saya masuk ke sekolah seni. Karna hanya di sekolah seni yang menawarkan itu. Kebebasan dan kemerdekaan" Jelas Dolo dengan lantang di beranda rumahnya

Dolo menjelaskan bahwa kemerdekaan itu bukan berarti setiap manusia bebas untuk membunuh manusia yang lain, karna itu akan berhubungan dengan hukum

"You are the center of yourself. You can do anything you want. You can try anything you want to try" tambah Dolo sore itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun