Salah satu guru besar Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret melaksanakan suatu pertunjukan pentas seni Wayang Godhong untuk memperingati perayaan Hari Lingkungan Sedunia. Pertunjukan pentas seni Wayang Godhong yang sangat spektakuler ini digelar oleh  Prof. Agus Purwantoro, M.Sn. atau yang lebih sering dikenal dengan nama panggilan Gus Pur. Gus Pur sendiri merupakan sosok sastrawan serta budayawan yang gemar memperpadukan keindahan alam didalam karya seninya, salah satu bentuk karya seni pertunjukan yang telah beliau kembangkan merupakan pentas seni Wayang Godhong.
Wayang Godhong Sendiri merupakan suatu pertunjukan wayang yang memperpadukan antara alam dan wayang dengan menggunakan daun sebagai lelakonya untuk menyampaikan akan isu-isu yang sedang dibahas pada belakanga ini. Setiap daun yang tampil dalam pertunjukan Wayang Godhong sendiri berperan layaknya sebuah wayang yang memiliki Suatu Pengkarakteran dan latang belakang yang berkaitan dengan isu yang sedang dibahas. Keunikan yang ada dalam wayang godhong karya gus pur sendiri dapat menciptakan suatu mahakarya yang menarik banyak sekali perhatian di berbagai macam kalangan penduduk.
Wayang Godhong sendiri merupakan salah satu karya seni Gus Pur yang telah ia kembangkan semejak tahun 2010. Tinggal diantara indahnya alam, Gus Pur terinspirasi untuk menciptakan serta mengembangkan Wayang Godhong sebagai suatu kesadaran serta keinginan beliau untuk mengangkat harkat serta martabat seorang petani.
"Ijo Royo-Royo" merupakan lakon yang kerap kali dikumandangkan Gus Pur dalam pentas seninya. Kata dari Ijo Royo-Royo sendiri diambil berdasarkan pokok kesenian utama yang ia ambil dalam pentas Seni Wayang Godhong ini, yaitu dedaunan. Melalui daun ini Gus Pur mementaskan Wayang Godhong sebagai suatu sarana untuk berkomunikasi antara manusia dan alam semesta.
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, Gus Pur mengadakan sebuah pentas seni pertunjukan Wayang Godhong pada tanggal 5 Juni di Tol Kahyangan, Magelang. Hal ini bertujuan agar Gus Pur dapat memberikan suatu inspirasi serta dorongan agar para penontonya dapat ikut serta untuk berperan aktif dalam melindungi keindahan lingkuhngan hidup.
Tidak hanya Guspur dengan pentas seni Wayang Godhongnya saja yang ikut serta memeriahkan perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Petansesia, Universitas Tidar, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Negeri Kahyangan, dan PT. Tri Mulia Sentosa (TMS) merayakan juga dengan melakukan Gerakan untuk menanam 2.000 bibit pohon alpukat. Kegiatan penanaman bibit ini dilakukan sebagai upaya untuk berkomitmen bersama dalam menjaga bumi agar tetap segar dan hijau. Hal ini bertujuan agar dapat memberikan semangat serta inspirasi bagai orang lain untuk dapat menjaga kelestarian alam serta menyebarkan mengenai kampanye lingkungan hidup dengan berbagai cara, salah satunya melalui kesenian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H