Mohon tunggu...
Fatimah Az zahra
Fatimah Az zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Teamwork makes the dream work!

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengukur Leader Menggunakan Skala LPC, Fiedler's Contingency Model

13 Juli 2021   07:51 Diperbarui: 13 Juli 2021   14:13 2544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.infobloom.com/

Model kontigensi fiedler yang dikemukakan oleh Fred Edward Fiedler pada tahun 1964, teori ini cukup banyak dikritik dan dinilai penuh kontroversi yang mengakibatkan model kontigensi memiliki permasalahan yang cukup tinggi pada tingkat reliabilitas maupun validitas yang rendah terhadap pengukuran Least Preffered Cowoker (LPC), nilai LPC tidak menampilkan hasil yang stabil dan signifikan, sehingga sangat sulit bagi seorang peneliti untuk menilai dan menetukan suatu hubungan antara pemimpin dan anggota, struktur tugas, serta kekuatan posisi yang dimiliki oleh pemimpin.

Apa yang dimaksud fiedler's contingency model?

Menurut Robbins (2019, 398) Teori kontigensi model menjelaskan bahwa kelompok yang efektif tergantung pada kecocokan yang tepat antara gaya kepemimpinan yang berinteraksi dengan bawahan dan sejauh mana situasi itu memberikan kontrol dan pengaruh kepada pemimpin. 

Dimana pendekatan model kontigensi ini berfokus pada bagaimana gaya kepemimpinan, karakterisitik dari bawahan, dan tiga elemen kunci situasi saling mempengaruhi satu sama lain. Dan bagaimana pemimpin itu bisa menentukan apakah gaya kepemimpinan mereka sesuai dengan situasi tersebut.

Pemimpin yang berorientasi pada tugas (task oriented) lebih cenderung melakukan pekerjaan yang terbaik dalam situasi yang sangat menguntungkan ataupun tidak. 

Seorang pemimpin yang berorientasi pada tugas dapat memberikan arahan yang jelas serta menetapkan standar kinerja yang tinggi kepada bawahan, sebaliknya pemimpin yang berorientasi pada hubungan (relationship oriented) seorang pemimpin yang dapat membangun rasa saling percaya, menghormati, dan jujur satu sama lain, Fiedler mengembangkan model yang tidak hanya mempertimbangkan pengikut saja tetapi juga mempertimbangkan elemen situasi lainnya. Berikut model kontigensi fiedler pada tiga elemen kunci, yaitu:

  • Leader-member relations, yaitu tingkat kepercayaan dan rasa hormat yang tinggi yang dimiliki oleh anggota kepada pemimpin mereka.
  • Task strucutre, yaitu sejauh mana tugas pekerjaan yang diberikan pada bawahan diproses dan memiliki tujuan yang cukup jelas.
  • Position power, yaitu sejauh mana pemimpin memiliki kekuatan untuk mengevaluasi serta merencanakan pekerjaan bawahan, tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin terhadap kekuasaan misalnya pekerjaan, pemecatan, dan promosi.

Dalam buku Richard L.Daft yang berjudul The Leadership Experience Seventh Edition. Gaya kepemimpinan dapat diukur dengan skala Least Preffered Cowoker (LPC). Skala LPC memiliki 16 kata sifat, salah satu contoh dari kata yang digunakan pada skala LPC yaitu; terbuka, suka bertengkar, percaya diri, ragu-ragu, tidak efisien, dan lain sebagainya. 

Skala LPC merupakan pertanyaan yang diajukan kepada bawahan untuk mengetahui bawahan seperti apa yang ingin diajak bekerja sama dengan seorang pemimpin dan total nilai yang sudah dijumlahkan akan menentukan pemimpin itu termasuk kedalam gaya kepemimpinan yang seperti apa, yang mengindentifikasi apakah seorang pemimpin berorientasi pada tugas atau berorientasi pada hubungan. 

Tujuan diadakanya model kontigensi fiedler yaitu untuk melihat bagaimana seseorang menyadari bahwa mayoritas orang lebih cenderung menilai atau berpandangan negatif terhadap orang lain tanpa melihat bahwa orang tersebut tidak sesuai dengan apa yang dia nilai, dibandingkan berpandang positif saat baru kenal atau pertama kali melihat orang tersebut. 

Dengan diukur melalui LPC kita bisa mengidentifikasi dan mengetahui apakah pemimpin memandang orang lain dari sisi positif atau negatif. Berikut perbedaan dari total nilai LPC:

  • Nilai LPC tinggi: Berorientasi pada hubungan dengan nilai skor lebih besar dari 72. Pemimpin menggunakan konsep positif terhadap bawahan, yaitu pemimpin memperhatikan terhadap perasaan orang lain.
  • Nilai LPC rendah: Berorientasi pada tugas dengan nilai skor kurang dari 64. Pemimpin menggunakan konsep negatif, yaitu pemimpin menilai pada aktivitas dibandingkan orang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun