Perbandingan antara Cerita Rakyat Roro Jongrang dan Sangkuriang
Oleh : Fatimah Azzahra (181010700327)
Roro Jongrang adalah cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah, menceritakan kisah seorang pemuda bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso merupakan pangeran dari kerajaan Pengging yang ingin menikahi gadis cantik bernama Roro Jongrang yang tidak lain adalah anak dari Prabu Baka dikerajaan Boko. Karena kekuasaan yang dimiliki oleh Bandung Bondowoso, ia bertekad untuk menikah dengan Roro Jongrang meskipun Roro Jongrang tidak mencintai Bandung Bondowoso. Karena Bandung Bondowoso tetap bersikeras ingin menikahi Roro Jongrang, akhirnya Roro Jongrangpun mengajukan sebuah syarat untuk Bandung Bondowoso. Apabila Bandung Bondowoso berhasil memenuhi syarat itu maka Bandung Bondowoso boleh menikah dengan Roro Jongrang. Syarat yang diajukan oleh Roro Jongrang pun cukup berat yaitu, membuatkan sumur Jalatunda dan 1000 candi dalam waktu 1 malam. Karena tekad Bandung Bondowoso yang sudah bulat untuk menikah dengan Roro Jongrang, ia pun menyetujui persyaratan tersebut. Bandung Bondowoso meminta bala bantuan bangsa jin dan makhluk halus untuk menyelesaikan dengan cepat persyaratan yang diajukan oleh Roro Jongrang.
Setelah persyaratan yang diajukan Roro Jongrang disetujui oleh Bandung Bondowoso, Roro Jongrang menjadi cemas dan gelisah karena tahu bahwa proses pembuatan sumur dan 1000 candi yang dilakukan oleh Bandung Bondowoso dibantu oleh ratusan jin.  Setelah lewat tengah malam, Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan hampir seluruh  candi. Roro Jongrang yang merasa panik lantas menyuruh para emban dan juga dayang istana untuk menumbuk padi. Rakyat juga diminta untuk membakar kayu dan jerami padi yang kering di sebelah timur agar menimbulkan kesan bahwa hari sudah berganti pagi. Karena suasana yang ramai dan terang di ufuk timur, ayam jantan pun langsung berkokok  saling bersahutan. Melihat kondisi tersebut, para jin dan makhluk halus lantas pergi dan kembali ke tempat asal mereka karena mengira hari sudah pagi dan matahari akan segera terbit. Mendapati usahanya yang gagal, karena tipu daya sang puteri, Bandung Bondowoso yang sakti hati dan murka lalu mengutuk Roro Jongrang menjadi batu agar lengkap candi yang sudah hampir selesai dibuat olehnya.
Sedangkan Sangkuriang adalah cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat. Menceritakan kisah seorang pemuda bernama Sangkuriang yang jatuh cinta pada ibu kandungnya sendiri yang bernama Dayang Sumbing. Karena sejak kecil berpisah dengan ibu kandungnya dan tidak mengenali siapa ibunya maka saat Sangkuriang dewasa bertemu dengan perempuan cantik yang tidak lain adalah ibu kandungnya, maka Sangkuriang bersikeras ingin menikah dengan Dayang Sumbing. Karena Sangkuriang yang terus mendesak Dayang Sumbing agar mau menikah dengannya akhirnya Dayang Sumbingpun mengajukan syarat kepada Sangkuriang agar Sangkuriang bisa menikah dengannya. Dayang Sumbing meminta Sangkuriang untuk membuat telaga dengan cara membendung sebuah sungai, lalu membuat sampan besar untuk menyebarangi telaga tersebut dalam waktu 1 malam. Sebelum fajar menyingsing Dayang Sumbing meminta semua keinginannya sudah jadi dan terpenuhi. Akhirnya Sangkuringanpun menyetujui permintaan Dayang Sumbing agar dia bisa menikah dengan Dayang Sumbing. Saat malam pengerjaan Sangkuriang melakukan tapa, mengumpulkan kesaktian dan mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan membendung sungai dan membuat sampan sebagaimana permintaan Dayang Sumbing. Dayang Sumbi yang diam-diam mengintip pekerjaan yang dilakukan oleh Sangkuringan merasa cemas karena baru setengah malam tapi permintaannya hampir selesai dikerjakan oleh Sangkuringan. Dayang Sumbi pun memutar otak. Begitu pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi menggelar selendang sutra merah, lalu berdoa pada dewa di khayangan untuk membantunya. Saat Dayang Sumbing sedang berdoa selendang merah itu terbang ke arah Timur, dan menutup sebagian langit. Orang-orang mengira matahari sudah terbit di ufuk timur karena langit sudah memerah. Sangkuriang terkejut dan tak mengira pagi datang lebih cepat dari perkiraannya. Sedangkan makhluk yang membantu pekerjaan Sangkuringan langsung pergi karena takut hari sudah siang, padahal semua yang dikerjakan sudah hampir selesai. Karena sakit hati, Sangkuriang menjadi marah. Ia mengamuk dan menjebol bendungan yang dibuatnya, ia juga menendang sampan yang hampir jadi hingga terpental dan jatuh terbalik.
Dari segi penokohan dan tema kedua cerita rakyat ini memang banyak memiliki persamaan. Namun dibalik persamaan tersebut ada banyak perbedaan yang membangun kedua cerita rakyat ini. Perbedaannya dapat dilihat dari tempat cerita rakyat berasal, Roro Jongrang dari Jawa Tengah dan Sangkuriang dari Jawa Barat. Perbedaan tempat ini membuat banyak juga perbedaan adat istiadat yang digambarkan dalam cerita. Perbedaannya terletak pada setting tempat, Roro Jongrang digambarkan dalam kerajaan sedangkan Sangkuriang digambarkan dalam desa dan khayangan. Tokoh yang terdapat dalam kedua cerita rakyat tersebut juga memiliki perbedaan, dalam cerita Roro Jongrang Tokoh utama nya adalah Pangeran dan Putri kerajaan. Sedangkan dalam Sangkuriang tokoh utamanya adalah Dewi Khayangan dan anaknya.
Terlepas dari perbedaan dan persamaan yang terdapat dalam cerita rakyat Roro Jongrang dan Sangkuriang. Kedua cerita rakyat tersebut tetap harus dilestarikan dan kenalkan kepada generasi muda Indonesia agar cerita rakyat Indonesia tetap ada dan menjadi cerita rakyat yang dibanggakan oleh generasi muda.
.
.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H