Mohon tunggu...
Fatimah AzZahra
Fatimah AzZahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - GoCampus Ambassador 2023 by Gojek

Saya suka membaca dan berbisnis. Konten yang saya sukai yaitu memasak dan tips berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Parenting Anak Islami

18 Desember 2023   09:56 Diperbarui: 18 Desember 2023   10:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menikah bersama pasangan dan mendidik anak dengan ilmu parenting, tentu menjadi harapan setiap orang. Tahapan awal dalam kehidupan setiap individu adalah memilih pasangan hidup, memilih pasangan hidup yang tepat adalah keinginan setiap orang. Dalam memilih tidak bisa main-main karena akan berdampak pada kehidupan setelah menikah.

Dalam Islam menikah adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah dan membangun keluarga yang penuh berkah. Orang tua mempunyai peran besar dalam kehidupan anak-anaknya. Peranan orang tua memunculkan salah satu istilah yaitu Parenting, yang merupakan suatu proses menjadi orang tua serta bagaimana orang tua menjalankan tugas dan tanggung jawabnya terhadap anak(Yani, 2017:155). Salah satu jenis pendekatan dalam parenting adalah dengan parenting islami. Parenting islami merupakan pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang didasari oleh nilai-nilai ajaran Islam, Al-Qur'an serta As-Sunnah. Setiap keluarga muslim pasti membutuhkan arahan dan bimbingan yang baik agar memiliki karakter dan moral yang baik. Parenting islami didasari pada hak dan tanggung jawab kedua orang tua dan anak. Mengasuh anak dalam Islam adalah tanggung jawab yang diamanatkan oleh Allah.

Akin (2012) mengemukakan bahwa Orang tua dan anak memiliki tanggung jawab dan hak atas satu sama lain. Menurut Suwaid (2010) perilaku anak di masa depan merupakan cerminan perilaku orang tuanya serta pola pendidikan yang mereka dapat. Sikap orang tua dalam pembentukan karakter anak diawali dengan pembekalan ilmu kepada orang tua terlebih dahulu dan bukan saat anak telah lahir. 

Berdasarkan pandangan Islam, orang tua harus menjadi uswatun hasanah atau contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Contoh yang baik atau yang sering disebut dengan keteladanan merupakan salah satu metode yang digunakan Rasulullah dalam hal mendidik. Khakim dan Munir (2019) menyatakan bahwa metode keteladanan merupakan teknik pendidikan yang efektif karena berpengaruh dalam tingkah laku, tindak tanduk, ungkapan rasa dan pikiran, sehingga menjadi dasar dan arti suatu metode. 

Orang tua harus terlebih dahulu memahami dasar-dasar agama sebelum mereka mengajarkan anak-anak mereka. Kewajiban orang tua yaitu mengajarkan anak-anak mereka tentang tauhid. Hal yang paling utama diajarkan tentang anak yaitu tentang keyakinan, tauhid dan hubungan manusia dengan pencipta-Nya. Anak perlu mengetahui batas-batas tertentu dan mengetahui baik dan buruk dari setiap perbuatan karena semuanya memiliki dampak. Anak-anak harus diberi pemahaman bahwa didunia ini selalu ada berbagai pilihan, dan setiap pilihan yang diambil selalu ada konsekuensi di dalamnya. Orang tua hendaknya membekali anak-anaknya tentang pengetahuan ibadah salat, puasa, zakat dan haji.

Kisah kebesaran Islam dan kisah kesatria para sahabat serta penerusnya merupakan konsep awal pendidikan Islam. Islam mengeksploitasi kisah itu untuk dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan. Dengan mengajari anak-anak melalui berbagai kisah dalam Al-Qur'an, kita berharap di saat anak-anak mulai beranjak dewasa, hidup mereka terinspirasi oleh kehidupan tokoh-tokoh mulia.

  Metode motivasi yaitu memberikan dorongan (motivasi) untuk selalu berbuat baik dalam hal-hal yang bersifat positif. Apabila mendapatkan kegembiraan maka akan memperoleh sukses dalam kebaikan, Sedangkan apabila tidak sukses maka akan memperoleh kesulitan. Metode ini juga disebut sebagai metode hadiah atau ancaman. 

Darta (2017) mengemukakan bahwa anak dibawah 4 tahun perlu dikembangkan karakter jujur, disiplin dan mampu membina hubungan baik. Pada anak usia 5-8 tahun karakter yang perlu dikembangkan yaitu kerjasama, empati dan rasa percaya diri. Sedangkan untuk anak usia 9-12 tahun perlu dikembangkan karakter optimis, toleransi dan mencari solusi. Anak-anak adalah peniru dari orang dewasa disekitarnya. Untuk pembentukan Karakter seharusnya dimulai dari pendidik yang berperilaku sesuai dengan aturan agama dan norma yang ada. 

Parenting islami memandang proses pendidikan anak dimulai dari sejak memilih pasangan. Pada proses mengasuh anak, mutlak bagi orang tua untuk memiliki pendidikan dan pengetahuan baik secara umum maupun agama yang kuat. Orang tua pada keluarga muslim hendaknya mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam sejak dini agar anak memiliki pedoman sehingga tidak mudah terjerumus pada hal yang terlarang. Strategi yang dapat dilakukan orang tua adalah menggunakan metode yang dicontohkan Rasulullah seperti dialog, nasehat, keteladanan, kisah, kebiasaan serta metode permainan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun