Mohon tunggu...
Fatimah Al Khumaira
Fatimah Al Khumaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa yang suka jalan- jalan dan jajan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Solusi Efektif Mengurangi Perilaku Membuang Makanan

21 Januari 2025   11:03 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : https://www.freepik.com/ 

Perilaku membuang makanan adalah masalah besar di Indonesia yang memberikan dampak serius terhadap lingkungan, ekonomi, dan masyarakat. Indonesia bahkan menjadi salah satu negara dengan tingkat pembuagan makanan tertinggi di dunia. Setiap tahunnya, diperkirakan ada sekitar 300 kilogram makanan terbuang per orang. Hal ini setara dengan 40,3% dari total sampah yang dihasilkan di Indonesia. 

  • Sumber dan Penyebab Pembuangan Makanan

Membuang makanan terjadi di berbagai tahap rantai pasokan makanan, mulai dari produksi, penanganan pasca panen, penyimpanan, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi. Namun, rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dalam masalah ini, dengan kontribusi mencapai 61% dari total sampah makanan. Penyebab utamanya antara lain makanan yang sudah kedaluwarsa, tidak terpakai, serta pengelolaan makanan yang kurang tepat. 

  • Dampak Lingkungan yang Besar

 Pembuangan makanan memiliki dampak lingkungan yang sangat besar, salah satunya adalah peningkatan emisi gas rumah kaca, terutama metana, yang memperburuk pemanasan global. Selain itu, sistem pengelolaan sampah yang tidak memadai juga menyebabkan pencemaran udara, air, dan tanah, yang memperburuk kondisi lingkungan secara keseluruhan. 

Meskipun Indonesia menghadapi masalah pembuangan makanan yang besar, negara ini juga masih menghadapi isu kelaparan dan malnutrisi yang serius. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara jumlah makanan yang terbuang dan kebutuhan pangan yang belum tercukupi. Dari sisi ekonomi, pembuangan makanan juga membawa kerugian besar, mulai dari biaya produksi, transportasi, hingga pengelolaan sampah makanan yang dibuang. 

  • Pengelolaan dan Kebijakan yang Ada

 Saat ini, Indonesia belum memiliki regulasi khusus yang mengatur pengelolaan membuang makanan meskipun ada undang-undang pengelolaan sampah secara umum. Namun, pemerintah telah berkomitmen akan mengurangi pembuangan makanan sebesar 50% pada tahun 2030 sebagai bagian dari tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Beberapa inisiatif sudah berjalan, seperti pengelolaan sampah berbasis masyarakat (Community Based Waste Management atau CBWM) dan gerakan Save Food, yang mengajak berbagai pihak untuk bekerja sama dalam mengurangi sampah makanan. 

  • Rekomendasi untuk Perbaikan

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pertama, perlu ada pengembangan kebijakan nasional yang lebih spesifik terkait pengurangan pembuangan makanan dan perbaikan pengumpulan data mengenai hal ini. Kedua, teknologi dapat membantu memperbaiki pengelolaan rantai pasokan makanan dan sistem manajemen makanan di rumah tangga, seperti penggunaan aplikasi untuk mengontrol persediaan makanan. 

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan kepada masyarakat melalui kampanye yang dapat mengubah perilaku konsumen dan mempromosikan praktik konsumsi yang lebih berkelanjutan. Terakhir, investasi dalam infrastruktur yang memadai untuk mengurangi kehilangan makanan pada tahap produksi dan pasca panen akan sangat membantu. 

  • Pendekatan Inovatif untuk Mengurangi Dampak

Salah satu solusi inovatif yang dapat diterapkan adalah penggunaan metode Black Soldier Fly (BSF) untuk pengolahan sampah organik. Metode ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga memberikan sumber protein yang berkelanjutan. Ini adalah salah satu contoh bagaimana teknologi bisa menjadi solusi dalam mengatasi masalah pembuangan makanan. 

Dengan langkah- langkah yang tepat, Indonesia dapat mengurangi dampak dari pembuangan makanan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun