Waktu itu, PKI berkembang pesat. Sementara, CIA disebut membantu angkatan darat dan memberi dana untuk menghancurkan PKI serta menjatuhkan Presiden Sukarno.
PKI dalang G30S
Seperti disebutkan sebelumnya, teori ini dikemukakan oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, sebagaimana disampaikan melalui buku mereka yang bertajuk Tragedi Nasional: Percobaan Kup G 30 S/PKI di Indonesia (1968). Menurut teori tersebut, para tokoh PKI bertanggung jawab dalam mengatur peristiwa G30S.
Partai Komunis Indonesia dipandang memanfaatkan unsur-unsur tentara guna melancarkan kudeta. Beragam aktivitas dan aksi PKI pada 1956 sampai 1965 juga menjadi dasar atas teori ini.
Nugroho pernah menjabat Kepala Pusat Sejarah Militer ABRI, dengan pangkat tituler brigadir jenderal. Ia juga pernah dipercaya Soeharto menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1983-1985. Saat menjadi menteri, Nugroho memasukkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dalam kurikulum 1984.
Sukarno dalang G30S
Ahli yang mengungkapkan teori ini di antaranya Anthonie C. Dake dan John Hughes. Berdasarkan teori ini, G30S adalah skenario yang dirancang Sukarno untuk melenyapkan kekuatan pihak oposisi yang sebagian besar adalah golongan angkatan darat. Selain itu, Sukarno dinilai memanfaatkan hubungan baiknya dengan PKI guna mencapai tujuan tersebut.
Suharto dalang G30S
Salah seorang ahli yang menyampaikan teori ini adalah Brian May. Menurutnya, ada kedekatan hubungan antara Letnan Kolonel Untung dan Letnan Kolonel Abdul Latief dengan Mayor Jenderal Soeharto.
Berdasarkan keterangan Latief dalam persidangan tahun 1968, dia menemui Soeharto pada malam 30 September 1965. Dalam kesaksiannya, dia menyatakan memberi tahu Soeharto soal adanya sejumlah perwira yang akan mengambil tindakan terhadap Dewan Jenderal.
Di samping itu, teori ini mengungkapkan keganjilan mengenai Soeharto yang tidak termasuk ke dalam daftar jenderal yang hendak diculik. Padahal dia adalah panglima pasukan penting di Jakarta yang menjadi ancaman rencana pemberontakan.