Mohon tunggu...
fatimah zahra
fatimah zahra Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa universitas andalas

mahasiswa sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kontribusi Komunitas Tionghoa di Bukittinggi : Sebuah Tinjauan Sejarah dan Transformasi Sosial - Ekonomi

14 Oktober 2024   17:53 Diperbarui: 14 Oktober 2024   18:06 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:http://hdl.handle.net/1887.1/item:785040).

Kontribusi Komunitas Tionghoa di Bukittinggi: Sebuah Tinjauan Sejarah dan Transformasi Sosial-Ekonomi

Bukittinggi, salah satu kota yang paling kaya akan sejarah di Sumatera Barat, telah lama dikenal sebagai tempat di mana berbagai budaya dan etnis berinteraksi. Salah satu kelompok yang memiliki kontribusi besar dalam membentuk identitas ekonomi dan sosialBukittinggi adalah komunitas Tionghoa. Keberadaan mereka, yang dapat dilacak sejak masa kolonial, telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam berbagai sektor, khususnya perdagangan dan kehidupan sosial di kota ini. Melalui tinjauan sejarah dan bukti konkret dari berbagai sumber, kita dapat menggali lebih dalam mengenai peran penting komunitas Tionghoa di Bukittinggi dari masa lalu hingga saat ini.

Awal Kehadiran Komunitas Tionghoa di Bukittinggi

Keberadaan komunitas Tionghoa di Bukittinggi sudah ada sejak masa kolonial Belanda, yang saat itu dikenal dengan nama Fort de Kock. Berdasarkan beberapa dokumen dan bukti visual yang telah ditemukan, seperti dalam arsip "Chinese winkels en een pandhuis te Fort de Kock" (1914) dan foto-foto masa kolonial lainnya, terlihat bahwa komunitas Tionghoa telah berperan aktif dalam perdagangan dan pengelolaan rumah gadai  . Sejak awal abad ke-20, mereka mengoperasikan berbagai usaha yang mendukung perekonomian kota, termasuk toko-toko dan rumah gadai yang melayani masyarakat lokal maupun pendatang.

Foto bersejarah yang mendokumentasikan kegiatan seorang pria Tionghoa bersama anaknya di Fort de Kock, serta dokumentasi visual jalan Ahmad Yani yang padat dengan toko-toko milik pedagang Tionghoa, menunjukkan betapa besarnya peran ekonomi yang mereka mainkan . Pada masa tersebut, para pedagang Tionghoa menjadi salah satu kelompok yang menggerakkan roda perdagangan lokal, dan bahkan turut serta dalam menciptakan sistem ekonomi mikro di Bukittinggi.

sumber  :shelfmark KITLV 90617
sumber  :shelfmark KITLV 90617
sumber: https://bukittinggikota.sikn.go.id/index.
sumber: https://bukittinggikota.sikn.go.id/index.

Pembentukan Kampung Cina dan Perannya dalam Perdagangan

Salah satu jejak terpenting kehadiran komunitas Tionghoa di Bukittinggi adalah kawasan yang dikenal sebagai Kampung Cina. Berdasarkan kebijakan wijkenstelsel yang diterapkan oleh Belanda pada tahun 1856, kawasan ini menjadi pemukiman khusus bagi masyarakat Tionghoa . Kampung Cina menjadi pusat aktivitas ekonomi yang ramai dengan berbagai toko dan bisnis yang menyediakan kebutuhan masyarakat lokal. Berdasarkan laporan visual dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, ruko-ruko kolonial yang berdiri di Kampung Cina hingga saat ini menjadi saksi bisu aktivitas perdagangan yang sangat dinamis pada masa itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun