Mohon tunggu...
Siti Fatimah
Siti Fatimah Mohon Tunggu... -

semangat dalam semua hal

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apa itu Bermain?

20 Desember 2016   04:57 Diperbarui: 20 Desember 2016   05:18 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Pengertian Bermaindi Rumah

Bermain di rumah merupakan kegiatan bermain yang dilaksanakan di rumah. Rumah merupakan tempat yang paling nyaman untuk anak, rumah membuat anak merasa aman dan tenang karena dirumahlah anak bebas melakukan apa saja dibandingkan tempat lain. Maka di tempat inilah anak bisa bereksplorasi seluas-luasnya. Bagi anak, rumah dan segala isisnya adalah mainan besar bagi mereka. Segala apa yang ada dirumah bisa menjadi mainan yang asyik bagi mereka, akan tetapi saat anak bermain harus didampingi oleh orangtua mereka supaya saat bermain tidak ada hal-hal yang diinginkan Nur’aini (2008:44). Dibawah ini ada beberapa peralatan yang dapat dijadikan sebuah permainan yang ada di rumah:

  • Permainan dengan Tali
  • Tali pada permainan ini, dapat dikategorikan dengan sebuah permainan yang banyak macamnya. Anak dapat menemkan tali dimanapun ia berada jika dirumah, misalnya tali sisa Ibu sehabis berbelanja di pasar. Dalam hal ini tali dapat dibuat kabel telepon, lompat tali, rumah tali, musik asyik,dll.
  • Kabel telepon
  • Tali bisa dijadikan kabel telepon dengan memberi kaleng bekas pada kedua ujungnya. Mengasyikkan untuk anak usia 2 sampai 5 tahun.
  • Lompat tali

Bisa untuk bahan lompat tali asalkan bahan tersebut bertekstur berat seperti tali pramuka. Cocok untuk anak usia 3 sampai 7 tahun.

  • Permainan dengan kursi
  • Kursi pada permainan ini, dapat ditemukan banyak dirumah. Anak-anak pada umumnya senang dan suka bermain kursi disaat melakukan permainan. Karena di rumah ada kebebasan bermain, akan tetapi bukan kata bebas tidak ada pengawasan, salah satu pengawasan yang tertentu adalah pengawasan dari orangtua dalam melakukan suatu permainan. Kursi dapat dibuat perminan, contohnya perosotan, berkemah, terowongan.
  • Perosotan
  • Sediakan sebuah kayu papan atau media lain yang aman, ujungnya tidak lancip. Sandarkan diujung kursi dan lihatlah putra ibu yang berusia 2 sampai 5 tahun tak bosan-bosannnya perosotan disana.
  • Terowongan
  • Kursi plastik yang tinggi bisa menjadi terowongan bagi anak-anak. Ajak anak mengatur kursi-kursi itu secara sejajar. Kemudian tutuplah alas duduknya dengan kain jarit (kebaya) atau sarung. Dan anak-anakpun akan mendapat terowongan asyik Nur’aini (2008:49).
  • Permainan dengan menggunakan sarung.
  • Pada umumnya di rumah banyak berbagai perabotan rumah yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk bermain. Misalnya sarung. Sarung yang biasanya digunakan untuk sholat di masjid dapat digunakan untuk bermain anak-anak ketika ia sedang dirumah. Hal ini dapat mengembangkan kognitif dan juga kreativitas anak, anak dapat berfikir dengan berbagai cara, agar sarung ini dapat dijadikan suatu alat atau media untuk bermain. Contoh permainannya adalah bermain ninja, badman, perosotan dan lain-lain.
  • Di lingkungan rumah ada berbagai ruangan yang dapat dijadikan tempat untuk bermain anak-anak. akan tetapi orangtualah yang harus merancang berbagai permainan anak di rumah. Orang tua hendaknya mengamati, memotivasi, dan memberikan saran kepada anaknya agar bermain sewajarnya saja, dan bermain dengan benda-benda yang dapat dijadikan sebuah alat permainan. Misalnya sarung, kursi, dan lain-lain. Akan tetapi orangtua dapat juga mengajarkan anak untuk bermain masak-masakan dengan panduan orangtua. permainan ini ditunjukan agar anak dapat mengenal berbagai alat dapur. Akan tetapi jika ada benda-benda yang tidak seharusnya diperlihatkan misalnya pisau yang tajam maka orang tua harus mengawasinya.

Pada sesi permainan di ruangan dapur ini, terdapat beberapa permainan yang dapat dilakukan oleh anak, diantara adalah pasaran, ikut memasak, ikut membuat minuman. Dalam konteks ini, anak akan ikut bereksplorasi di dalam melakukan sesuatu sesui dengan kegiatan ibunya ketika di dapur. Hal ini dikarenakan pada masa anak-anak yaitu anak usia dini, dimana karakteristiknya mereka adalah meniru, jadi pihak orang tua hendaknya melakukan segala kegiatan yang baik , karena orang tua adalah panutan bagi anaknya.

  • Pengertian Bermain di Sekolah

Ketika berada di sekolah, anak-anak akan bertemu dengan guru dan teman-temanya. Bermain di sekolah adalah kegiatan bermain yang dilaksanakan di sekolah. Di sekolah anak dapat belajar sambil bermain dengan panduan seorang guru. guru membimbing, melatih mengajari para anak didiknya untuk berkreasi, mengembangkan tingkat intelektualitas dan kreatifitas anak. Para orangtua memasukan anaknya ke berbagai sekolahan karena ingin anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Seperti berkembang dalam aspek agama, seni, bahasa, moral, kognitif, motorik Semua itu dilakukan dengan berbagai kegiatan yang baik dan menyenangkan sehingga anak dapat terstimulus dengan baik.

Di tingkat RA/TK khususnya pola pembelajaran mereka adalah dengan cara bermain dan belajar. Anak tidak dituntut agar harus selalu bisa dalam melakukan kegiatan apaun, baik dalam sebuah tugas portofolio, ataupun sebuah permainan yang mana permainan tersebut dapat mengembangkan tingkat pencapaian perkembangannya. Dalam permainan yang ada di sekolah hendaknya tercantum terdapat nilai-nilai perkembangan kognitifnya dalam proses permainan berlangsung Jamaris (2006: 144). Perkembangan anak usia taman kanak-kanak dalam kegiatan bermain dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Nilai bermain bagi perkembangan kognitif anak di sekolah.
  • Pada dasarnya nilai kognitif sangat diperlukan untuk pengembangan otak pemikiran anak. dasar pemikiran anak dapat di stimulus dengan sebuah kegiatan-kegiatan permainan. Piaget mengemukakan bahwa kegiatan bermain merupakan sebuah latihan untuk mengkonsolidasi dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan kognitif yang baru dikuasai sehingga berfungsi secara efektif. Contoh permain yang dapat dilakukan guru adalah tebak nama-nama buah, binatang, kemudian ditempelkan di papan flannel.
  • Nilai bermain bagi perkembangan dan kreatifitas anak usia dini di sekolah
  • Dalam sebuah permainan hendaknya didasarkan oleh nilai kreatifitas bagi anak. di sekolah para guru membuat sebuah kegiatan permainan yang dapat membuat anak kreatif dalam tingkah lakunya. Contohnya guru membuat kegiatan platisin.
  • Terdapatnya nilai perkembangan koordinasi motorik anak usia dini di sekolah
  • Kegiatan permainan yang ada di RA/TK memiliki peran penting dalam perkembangan koordinasi motorik anak usia dini. Pada dasarnya gerakan motorik anak usia dini di RA/TK telah dapat melakukan kegiatan koordinasi motorik yang lebih kompleks. Artinya kegiatan permainan yang dapat melatih dan membantu dalam pengkoordinasian motorik kasar anak sudah berada pada tingkat mampu menghubungkan gerakan berlari, meloncat. Contoh kegiatan bermaian lompat tali, permainan berlari melempar bola.
  • Terdapatnya nilai psikososial bagi perkembangan anak usia dini di sekolah.
  • Kegiatan permainan ini ditujukan agar anak dilatih untuk siap mental dalam menghadapi sekolah yang akan datang. Anak bermain di sekolah dengan teman-temannya, dan dapat melatih anak tidak malu, berani dalam bertindak. Guru menilai atas perkembangan psikososial anak. contoh permainanya adalah bermain peran,

Di dalam permaian di sekolah ada beberapa jenis permaian anak yang ada di sekolah diantanya adalah:

  • Bermain dengan melakukan pengamatan, artinya anak pada kondisi ini, anak seakan-akan tidak melakukan kegiatan permaian akan tetapi akan dilihat oleh orang lain melakukannya. Anak melakukan kegiatan bermain dengan pengamatan belaka, bukan dengan tindakan. Artinya anak pasif ketika bersosialisasi dengan temannya yang bermain. Posisi anak pada saat itu hanya berdiam, tidak melakukan kegiatan bermain akan tetapi melihat, mengamati temannya yang bermain.
  • Bermain bersama teman
  • Permainan ini terjadi apabila anak bermain bersama temannya. Dan terlibat dalam sosial secara aktif. Dalam bermain, anak berbicara  meminjamkan mainannya, membuat peraturan permainan sendiri yang dianggapnya benar. Hal ini diikuti oleh semua teman yang ingin mengikuti kegiatan permainan ini. contoh permainannya adalah menyusun balok dalam pembuatan istana, mobil.
  • Bermain dalam kelompok
  • Bermain secara kelompok yang dilakukan di sekolah merupakan suatu aktifitas yang memiliki tujuan dan organisasi. Contoh Bermain Sepak Bola, Tangkap Bola. Gobak Sodor. Salah satu anak berfungsi sebagai ketua dan yang lainnya sebagai anggota.
  • Bermain untuk pengembangan kognitifnya
  • Aktifitas ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. contohnya bermain pazzel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun