AUDIT SALDO KAS
PENYUSUN :
RIA RIZKY SETIAWANÂ 2012017039
ANA PRATIWIÂ 2012017029
ENDAH TRIAMINIÂ 2012017024
WAHYU MULYANTIÂ 2013017008
LULUK WIDYASTUTIÂ 2013017023
SRI WANDANI SUKIJAÂ 2013017029
SITI FATIMAHÂ 2013017083
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2015
AUDIT SALDO KAS
SIFAT SIKLUS KAS
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif 5 siklus transaksi yaitu siklus pendapatan, sikls pengeluaran, siklus pendanaan, siklus investasi, dan siklus jasa personalia.
TUJUAN AUDIT
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasarkan atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen, yaitu :
a. Asersi keberadaan dan keterjadian
-Â Saldo kas tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca
b. Asersi kelengakapan
-Â Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi
-Â Transfer kas antar bank pada akhir tahun, telah dicatt pada periode yang tepat
c. Asersi hak dan kewajiban
-Â Klien mempunyai hak legal atas seluruh saldo kas yang tampak pada tanggal neraca
d. Asersi penilaian dan pengalokasian
-Â Saldo kas tercatat dapat direalisasi pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai dengan skedul pendukungnya
e. Asersi pelaporan dan pengungkapan
-Â Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam neraca
-Â Identifikasi dan pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertentu
-Â Kewajiban kontinjensi, compensating balances, dan lines of credit dengan bank telah diungkapkan secara memadai
MATERIALITAS, RESIKO DAN STRATEGI AUDIT
Volume transaksi kas sangat tinggi, tingginya volume transaksi menyebabkan tingginya resiko bawaan siklus kas.
Beberapa faktor penyebab tingginya resiko bawaan siklus kas, antara lain :
1. Tingginya potensi salah saji akibat volume transaksi yang tinggi
2. Sifat kas
3. Kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing
Tingginya resiko bawaan siklus ini menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian intern siklus kas untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Perluasan struktur pengendalian intern signifikan mengurangi resiko pengendalian kas.
PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
1. Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendaian sangat penting untuk mewujudkan struktur pengendalian intern kas yang baik. Pemahaman pengendalian meliputi pemahaman pemberian kekuasaan dan tanggung jawab atas transaksi kas.
Pemahaman dapat diperoleh melalui :
a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
b. Mempelajari bagan organisasi
c. Menelaah deskripsi tugas
2. Penaksiran resiko
Penaksiran resiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan resiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan PABU.
3. Informasi dan komunikasi (sistem akuntansi)
Pemahaman informasi dan komunikasi menuntut pengetahuan auditor tentang metode pemrosesan data, dan dokumen serta catatan pokok yang digunakan. Pemahaman informasi dan komunikasi diperoleh melalui penelaahan buku manual akuntansi dan flowchart system, mengajukan pertanyaan pada personel akuntansi, dan pengalaman terdahulu dengan klien.
4. Aktivitas pengendalian
a. Review kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
Dokumen dan Catatan :
a. Bukti kas masuk
b. Surat pemberitahuan
c. Daftar surat pemberitahuan
d. Bukti setor
e. Bukti kas keluar
f. Permintaan pengeluaran kas kecil
g. Bukti pengeluaran kas kecil
h. Permintaan pengisian kembali kas kecil
Fungsi yang terkait :
a. Fungsi pencatat piutang
b. Fungsi penerima surat
c. Fungsi penyimpan kas
d. Fungsi pembuat bukti kas keluar
e. Fungsi penyimpan dana kas kecil
f. Fungsi akuntansi biaya
g. Fungsi akuntansi keuangan
h. Fungsi pemeriksa intern
PENGUJIAN PENGENDALIAN SIKLUS KAS
a. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi pencatatan kas
b. Lakukan pengamatan terhadap fasilitas pengamanan yang melindungi kasir dari pencurian dan perampokan kas yang disimpannya
c. Mintalah salinan notulen rapat direksi mengenai pembukaan dan penutupan rekening bank serta pembentukan dana kas kecil
d. Mintalah salinan polis asuransi fidelity bond, cash on hand dan cash in transit
e. Ambil sampel bukti kas masuk
f. Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar
g. Ambil berita acara penghitungan kas
PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO KAS
1. Prosedur insial
-Â Mengusut saldo kas awal tahun baik untuk kas yang ditangan maupun kas yang dibank menelaah aktivitas data rekening buku besar dan menyelidiki adanya aktivitas yang nampak tidak biasa
-Â Mendapatkan data ringkasan mengenai kas yang dipegang perusahaan dan di bank, menentukan keakuratan perhitungan matematisnya dan menentukan kesesuaiannya dengan buku besar
2. Prosedur analitis
-Â Membandingkan saldo kas dengan anggaran, saldo tahun lalu dan jumlah yang diharapkan
-Â Menghitung kas sebagai bagian dari aktiva lancar dan membandingkan dengan tingkat yang diharapkan
3. Pengujian detail transaksi
-Â Melakukan cut off test untuk kas
-Â Mengusut ke bank transfer untuk beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk menentukan bahwa setiap transfer dicatat dengan tepat sebagai penerimaan dan pengeluaran
-Â Menyiapkan proof of cash untuk rekening bank yang tidak direkonsiliasi atau ada indikasi kecurangan
4. Pengujian detail saldo
-Â Menghitung jumlah kas ditangan dan menentukan bahwa jumlah tersebut sudah termasuk didalam saldo kas
-Â Mengkonfirmasi deposito bank dan saldo utang dengan bank
-Â Mengkonfirmasi perjanjian yang lain dengan bank yang berkaitan dengan kredit, compensating balance, dan jaminan utang
-Â Scanning, penelaahan dan penyiapan rekonsiliasi bank
-Â Mendapatkan dan menggunakan laporan bank untuk memverifikasi rekonsiliasi bank dan mendeteksi cek yang tidak tercatat dan menganalisa adanya praktik window dressing
5. Penyajian dan pengungkapan
-Â Membandingkan penyajian dengan GAAP/PABU
PENGUJIAN UNTUK MENDETEKSI LAPPING
Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang melibatkan ketidaktepatan jumlah penerimaan kas.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping antara lain:
a. Konfirmasi piutang dagang
b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak
c. Membandingkan detail penjurnalan penerimaan kas dengan detail slip deposit harian yang terkait
PENGAUDITAN DANA KAS KECIL
Pengendalian yang dapat diterapkan untuk dana kas kecil, antara lain :
a. Dana dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap
b. Dana kas kecil hanya dipegang oleh satu orang
c. Kas dana tersebut dirinci dan disimpan dalam kotak yang aman meski tidak terpakai
d. Pengeluaran kas hanya diijinkan untuk jumlah yang relatif kecil
e. Adanya nota atau dokumen bernomor urut tercetak yang harus mendukung setiap pembayaran
f. Dana kas kecil tidak dicampur penggunaan dan penyimpanan dengan dana untuk kegiatan lainnya
g. Penggantian atau pengisian kembali dana harus berdasar receipts yang bernomor urut tercetak, dan menelaah dokumen pendukungnya
h. Apabila telah dibayarkan, setiap dokumen pendukung harus distempel lunas untuk mencegah pemakaian kembali dokumen tersebut agar memperoleh penggantian kembali
PENGAUDITAN REKENING DI BANK YANG KHUSUS DIPAKAI UNTUK MEMBAYAR GAJI DAN UPAH
1. Pertimbangan pengendalian intern
Pengendalian intern atas rekening meliputi :
a. Hanya seorang karyawan sebagai petugas pembayar atau asisten bendahara mempunyai otorisasi
b. Rekening tersebut khusus digunakan hanya untuk kegiatan pembayaran gaji dan upah
c. Rekening gaji dan upah di bank harus direkonsiliasi setiap bulan secara independen
d. Saldo rekening dijaga dan dikelola pada tingkat jumlah yang tetap
2. Pengujian substantif
Pengujian substantif meliputi :
a. Konfirmasi saldo rekening di bank
b. Menelaah rekonsiliasi yang dilakukan klien
c. Penggunaan laporan pisah batas bank
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H