Pemerintahan akan membangun pabrik garam yang berlokasi di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, pada tahun 2024. pembangunan ini tidak terlepas dari tingkat produksi garam yang tinggi di NTB, terutama di Bima, bisa di lihat berdasarkan data-data yang ada di bawah ini.
Proses pembuatan garam di bima masih dengan cara yang tradisonal yaitu dengan mangalirkan air laut ke tambak-tambak garam dengan bantuan kincir angin, selanjutnya air laut tersebut akan ditampung kemudian diuapkan dengan sinar matahari sehingga akan tebentuk atau tertinggal kristal-kristal garamnya saja. pembuatan garam secara tradisional ini masih tetap di lakukan oleh masyarakat petani garam di bima hingga saat ini, karna daerah bima dekat dengan laut dan iklimnya yang cenderung sangat panas.
Bima menjadi salah satu dari 10 daerah penghasil garam terbanyak di indonesia, sudah terbukti berdasarkan data yang dirilis oleh kementerian kelautan dan perikanan (KKP) selama produksi 2015 berdasarkan Kabupaten/Kota, kabupaten bima merupakan salah satu kota produsen garam terbesar di indonesia yang berada di urutan ke 7, dengan lahan sekitar 1.743 hektar yang baru digarap optimal. dan berdasarkan data Dislutnya NTB, jumlah produksi garam NTB di tahun 2022 sebanyak 86.429 ton. Angka produksi garam fluktuatif karena sangat di pengaruhi oleh kondisi cuaca. (ris) suarantb.com.
hal ini menunjukan bahwa produksi garam di bima tetap konsisten tejaga.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (KKP) Provinsi NTB Muslim  ST, M.Si Mengatakan, Potensi garam yang melimpah nantinya tak harus dijual dalam bentuk garam krosok. Namun akan dijual dalam bentuk garam siap konsumsi, karena sudah melewati proses pengolahan yang sesuai dengan standar.
Namun, apakah hal ini akan memberikan dampak yang baik bagi kesejahteraan petani garam yang ada di bima dari berbagai permasalahan-permasalahan yang ada, serta kestabilitasan harga hingga dan meminimalisir nilai jual yang rendah, tentunya akan muncul berbagai pertanyaan dari masyarakat.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Di kutip dari, suarantb.com, "Pabrik ini untuk diversifikasi potensi garam yang cukup banyak di NTB terutama di bima, karena 80% garam produksi NTB merupakan dari Bima," kata Muslim kepada wartawan, Jum'at, 5 Januari 2024.
Ia mengatakan, hadirnya pabrik garam ini juga akan menumbuhkan UMKM (Petani) di bidang garam karena mereka bisa memasuk produk garam ke pabrik. Untuk pembangunan pabrik itu sendiri, Muslim mengatakan, pemerintah pusat telah menggelontarkan anggaran sebesar Rp.10 miliar. Selain dari pusat, anggaran juga berasal dari pemerintah daerah sekitar Rp.500 juta untuk membantu.
"Anggaran dari pemerintahan provinsi akan di gunakan untuk menunjang potensi  dasarnya, termasuk tanah urugnya, dan sudah termasuk tenagapendamping teknis yang berpengalaman dalam bidang garam yang akan disiapkan dari provinsi", ujarnya. ia mengatakan, pada januari lalu pemerintahan pusat juga meminta kepada pemprov agar bisa memulai pengurusan tanah serta pekerjaan dasar lainnya, sehingga di februari ini sudah mulai kerja fisiknya," katanya, dari, suarantb.com.