Mohon tunggu...
Fatahillah ILa
Fatahillah ILa Mohon Tunggu... -

Jalani hidup Tenang tenanglah seperti karang\r\nSebab persoalan bagai gelombang\r\nTenanglang tenang tenanglah sayang\r\n\r\nTak pernah malas\r\nPersoalan yang datang hantam kita\r\nDan kita tak mungkin untuk menghindar\r\nSemuanya sudah suratan.\r\nmatahari Masih setia\r\nMenyinari rumah kita,\r\nTak kan berhenti Menghangati hati kita\r\nSampai tanah ini inginkan kita kembali\r\nSampai kejenuhan mampu merobek robek hati ini\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rahasia Kaya Orang Cina

19 Februari 2013   15:04 Diperbarui: 4 April 2017   18:04 52032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bismilahirahmanirahim kawanku semua yang dirahmati Allah, coba lihat orang – orang cina disekitarmu, rata-rata orang-orang cina disekitar kita orang yang berada, punya modil mewah, rumah yang bagus, usaha yang lancar, kenapa bisa demikian? adakah yang bisa jawab… kenapa orang pribumi indonesia malah hidupnya dibawah garis kekayaan orang cina, kenapa? ada yang bisa jawab lagi, kerja keras dan tekun berusaha adalah kuncinya, bisakah engkau menirunya kawan? sesosok profil… Ann Wan Seng, pengusaha Cina sekaligus penulis buku-buku best-seller, lahir dari keluarga pedagang. Sejak kecil, ia sudah mengikuti dan membantu orangtuanya berdagang. Berdasarkan pengalaman dan pengamatannya bahwa cara orang Cina berdagang agak berbeda dengan kaum dan bangsa yang lain. Mereka mempunyai pandangan, cara, konsep, dan falsafah dagang tersendiri. Orang Cina jarang berbagi petuah dan rahasia berdagangnya pada orang lain. Petuah dan rahasia dagang inilah sesungguhnya menjadi senjata utama keberhasilan orang Cina dalam perdagangan serta bidang ekonomi lainnya. Melalui bukunya, Rahasia Bisnis Orang Cina (Hikmah: 2007) Ann mencoba memaparkan sebagian rahasia dan petuah dagang orang Cina tersebut. Buku ini diklaim sebagai buku bisnis paling laris di Malaysia pada tahun 2006, dan di Indonesia pada tahun 2007. Kita menyadari bahwa untuk menjadi pedagang yang berhasil, seseorang perlu memiliki wawasan dan pandangan yang dapat melihat jauh ke depan. Selain itu, dituntut juga komitmen, disiplin, kesabaran, kekuatan, dan pengorbanan yang tidak sedikit. Perdagangan adalah bidang yang dapat dipelajari dan tidak menjadi monopoli kelompok masyarakat tertentu. Itu adalah nilai-nilai universal yang dapat diterapkan oleh siapa saja yang ingin menjadi pegadang. Namun, harus diakui usaha-usaha untuk mematahkan dominasi orang Cina di bidang ekonomi, sampai saat ini masih belum berhasil dilakukan. Hal ini, kata Ann Wan Seng, karena hubungan perdagangan di antara orang Cina begitu erat sehingga tidak dapat dipisahkan. Menurut Ann, orang Cina adalah bangsa yang fleksibel, mudah berubah, dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang bagaimanapun. Mereka akan dapat hidup dan mencari makan di mana pun mereka berada. Inilah salah satu kepandaian orang Cina. Orang Cina bisa berdagang di mana saja termasuk di kawasan yang paling tidak produktif sekalipun. Hal ini senada dengan ungkapan, bahwa “Orang Cina bisa berdagang di kampung Melayu, tetapi orang Melayu belum tentu bisa berdagang di kawasan orang Cina.” Kita memang dapat melihat, bahwa orang Cina mudah berkembang di mana saja. Lihat saja di kota-kota yang ada di Indonesia, pengusaha Cina berkembang pesat. Mengapa bisa demikian? Hal itu dikarenakan totalitas. Bahwa orang Cina selalu menginginkan perubahan secara total, maka hijrah adalah sebuah keharusan. “Orang itu harus hijrah bukan saja secara fisik melainkan juga mental, jiwa, dan mendekatkan diri pada-Nya. Keinginan seseorang untuk berubah adalah kunci utama keberhasilan orang Cina,” ujar Ann Wan Seng. Namun, bukan tanpa kegagalan mereka berdagang. Nasib gagal tidak dijadikan alasan untuk menerima kekalahan dalam perdagangan mereka. Setiap pedagang Cina dapat mengambil hikmah dan belajar dari kegagalannya. Mereka mengevaluasi segala kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan kegagalan. Mereka terus belajar dari segala kegagalan itu. Kegagalan pertama tidak dapat melunturkan semangatnya, sebaliknya justru akan membuatnya lebih gigih. Kegagalan yang kedua dijadikannya sebagai pelajaran. Kegagalan yang ketiga menjadikannya lebih bijak. Kegagalan yang seterusnya akan menguji kesabaran dan ketabahannya. Gagal beberapa kali bagi orang Cina tidak berarti akan gagal untuk seterusnya. Ann Wan Seng mengatakan, “Orang Cina percaya dan yakin mereka pasti akan berhasil suatu hari nanti.” Usaha orang Cina dalam mengalami kegagalan dan menghadapi persaingan adalah dengan terus belajar dan meningkatkan etos kerjanya. Mau tak mau kinerja mereka tingkatkan. Tokoh konglomerat Korea Selatan, Kim Woo Choong, pernah menyatakan, “Jika kita sama rajinnya dengan orang-orang di Barat, kita tidak akan dapat menyaingi mereka. Jika ingin lebih berhasil dari orang lain, kita tidak punya pilihan, kecuali bekerja dengan lebih giat dan rajin.” Barangkali akan aneh dan “gila” jika dilihat oleh orang Indonesia tentang hal di bawah ini, bahwa orang Cina yang sudah berhasil pun ternyata masih menjaga etos kerja tingginya. Mereka bangun dan mulai bekerja sepagi mungkin dan tidur menjelang tengah malam. Jumlah jam kerja mereka melebihi jumlah jam kerja orang lain. Jika pekerja biasa bekerja 8 hingga 10 jam sehari, mereka bekerja antara 16 sampai 18 jam sehari. Mereka bukannya gila kerja, melainkan pekerja keras. Mereka juga tidak berhenti ketika telah berhasil mencapai tujuan karena perjalanan dalam perdagangan masih panjang. “Satu tujuan terlewati, tujuan yang lain sudah menunggu,” ujar Ann Wan Seng. Orang Cina rela untuk bangun dini hari dan terus bekerja sampai malam hari. Mereka bekerja keras. Sinonim dari kerja keras adalah tekun. Ketekunan merupakan salah satu faktor keberhasilan orang Cina dalam kegiatan berdagang. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak menjadi sukses jika mereka tekun dan rajin, seperti halnya orang Cina. Ada sebuah pertanyaan menarik, mengapa orang cina identik dengan berdagang? Menurut Ann Wan Seng orang Cina dan perdagangan sudah bersatu padu serta menjadi satu entitas yang tidak dapat dipisahkan. Mereka yang berdagang sama dengan bekerja untuk diri sendiri. Ini lebih baik daripada bekerja dengan dan untuk orang lain. Orang yang bekerja dan mendapat gaji dianggap belum dewasa. Sejak kecil, orang Cina sudah ditanamkan pada pemikiran mereka agar tidak bergantung pada orang lain. Mereka memiliki kemampuan dan potensi. Untuk membuktikannya dengan cara melibatkan diri dalam kegiatan perdagangan. Berdagang dapat menjadikan seseorang lebih bijak, disiplin, dan tahan banting. Orang Cina tidak suka mendapat gaji. Golongan yang mendapat gaji tidak memiliki kedudukan sosial yang tinggi dalam masyarakat. Orang Cina dianjurkan berdagang meskipun hanya kecil-kecilan. Pendapatannya mungkin lebih kecil dibandingkan mereka yang mendapat gaji, tetapi akan dianggap lebih baik dibandingkan bekerja pada orang lain. Berdagang sendiri berarti seseorang dapat menjadi bos dan tuan. Bekerja dengan orang, sampai kapan pun akan dianggap sebagai kuli. Orang yang berdagang dikatakan berani dan hanya orang yang beranilah yang memiliki kesempatan menjadi kaya dan sukses. Sedikit tip dari Ann Wan Seng tentang rahasia sukses berdagang orang Cina, bahwa pedagang tidak boleh mengharapkan keuntungan pada saat baru memulai perdagangannya. Mereka harus bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan, seperti kerugian dan kegagalan pada tahap awal. Untuk itu, mereka harus mempunyai modal yang kuat dan sumber keuangan yang dapat digunakan selama masa kritis itu. Keuntungan yang diperoleh sebaiknya tidak dibelanjakan. Keuntungan harus digunakan untuk menambah modal kerja dan melakukan investasi. Keuntungan yang bakal diperoleh bergantung pada berapa banyak invetasi yang sudah dilakukan. Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan juga, bahwa jangan sekali-kali menghardik pelanggan karena mereka membayar bukan untuk mendapatkan kata-kata yang tidak enak didengar. Siapkah kita menaladani cara berdagang orang Cina? Ya Rabb, seringkali kami hanya memandang hanya PADA KEKURANGAN yang ada pada diri kami dan yang ada disekitar kami, jarang sekali kami bisa memandang kelebihan yang telah engkau anugerahkan kepaada kami, itulah sebagian sebab kami tidak menemukan bagian kehidupan yang menyenangkan, yang membahagiakan dalam kehidupan kami,, Ya Rabb, berilah motivasi buat kami, belailah kami dengan kasih sayangmu dan kenalkanlah kemahakuasaan dan kebesaranmu kepada kami sehingga kami bisa memanfaatkan kemahaan-MU dalam setiap situasi dan kondisi, Tuntun kami ya Allah, untuk kebaikan Dunia dan AKhirat kami,,, semoga bermanfaat…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun