Mohon tunggu...
Fatikhatul Janah
Fatikhatul Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang tertarik pada dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nestapa Para Proletar

22 Juli 2021   14:14 Diperbarui: 22 Juli 2021   14:36 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

NESTAPA PARA PROLETAR

Oleh :  Fatikhatul Janah

Butiran kristal tak ada habisnya bercucuran 

Kesengsaraan selalu kami rasakan 

Wahai para pemimpin kekuasaan

Tidak adakah sedikit rasa belas kasian

Uang dikorupsi untuk berhambur-hamburan 

sedangkan kami?

Sesendok nasi pun penuh perjuangan

 

Wahai para pemegang kekuasaan..

Dengarkanlah jeritan derita kami

Lihatlah darah kami

Lihatlah perjuangan kami

 

Sungguh berat hidup yang kami rasakan

Kemalangan dan kesengsaraan sudah menjadi bagian kehidupan

Tak ada hari tanpa kesedihan yang kami rasakan

Keringat selalu mengguyur daksa kami tak terhentikan

Hanya sebatas untuk menyambung kehidupan

 

Sedangkan kalian? Duduk manis di kursi kekuasaan 

Keringat tak berani keluar karena dihempas pendingin ruangan

Tak ada derita yang terpancar dari wajah kalian

Mengapa kalian masih tega untuk menggelapkan uang?

 

Liriklah kehidupan malang kami ini

Lihatlah, lihatlah wahai para pemegang kekuasaan!

Rasakan derita kami, rasakalah nestapa kami 

Sehingga engkau menjadi sadar akan beratnya hidup yang kami rasakan

 

Semakin hari tenaga kami semakin berkurang 

Berharap ada uluran tangan dari sujana sang malaikat kehidupan

Kami lelah menjalani kesengsaraan, sungguh ingin merasakan kebahagiaan

Kebahagiaan seakan hanya sebuah kata angan-angan

Entah seperti apa hidup dengan penuh keceriaan yang kami impikan

(19/11/2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun