Mohon tunggu...
Fatikah Wahyuningrum
Fatikah Wahyuningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PAI STAI Yogyakarta

What should I put here???

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Akhlak Remaja dalam Keluarga di Era Industri 4.0

22 Maret 2022   18:59 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:02 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberlangsungan suatu bangsa dan negara ditentukan oleh bagaimana sumber daya manusia yang dimiliki oleh dibina dan dididik untuk menerima setafet kepemimpinan berikutnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk usaha pembinaan mesti dibangun dengan penuh keseriusan. Pendidikan sesungguhnya merupakan pembibitan generasi penerus yaitu persemaian tunas bangsa yang pada waktunya akan ditebarkan dalam masyarakat sebagai pemegang tongkat tanggung jawab dalam membangun bangsa dan negara.

Penilaian terhadap baik dan buruknya pribadi manusia itu sangat ditentukan oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, tidak hanya lingkungan saja bahkan teman, orang tua, guru maupun masyarakat dan juga pendidikan yang ditanamkan sejak kecil dalam kehidupan sehari-harinya. Pembiasaan-pembiasaan anak terhadap sikap dan perilaku terpuji atau perbuatan baik harus dibiasakan sejak kecil, sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang melakukan perbuatan yang baik tersebut. "Seperti prinsip agama Islam, tapi ada keharusan pendidikan yang dibebankan kepada orang tua dan guru atau orang yang mengerti agama (ulama')."

Anggota keluarga sebagai orang terdekat merupakan faktor utama untuk membantu para remaja menghadapi kemerosotan/krisis akhlak yang terjadi diluaran sana. Pendidikan akhlak berupa bimbingan, arahan, nasehat, disiplin yang berlandaskan nilai-nilai ajaran agama Islam harus senantiasa selalu ditanamkan dan dikembangkan orang tua terhadap para remaja dalam kehidupan keluarga. Keluarga adalah komunitas terkecil sebagai salah satu pilar penentu baik atau buruknya dalam sebuah kelompok masyarakat.

Keluarga adalah sketsa kecil surga di bumi. Kami mencintai dalam keluarga kami. Di dalam keluarga, kami menyuburkan hati kami untuk isticama ibadah di jalan-Nya. Dan awal mula peradaban Islam lahir dari keluarga yang taat.

Pendidikan akhlak remaja bertujuan untuk terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong melakukan perbuatan yang bernilai baik atau pribadi susila, sehingga akan memperoleh kebahagiaan di sisi Allah di akhirat kelak dan hidup dengan perilaku yang baik di dunia. Dengan begitu diharapkan akan diperoleh kebahagiaan (al-sa'adah). Dalam mewujudkan sikap batin yang mampu mendorong perbuatan yang bernilai baik.

Peranan orang tua terhadap pendidikan akhlak dalam keluarga di Era Industri 4.0, melihat kenyataan yang terjadi bahwa masyarakat lingkungan dalam keluarga muslim  yang pada dasarnya mayoritas Islam tetapi tingkat pemahaman tentang agama Islam masih kurang. Sehingga untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang utama harus diprioritaskan adalah pengetahuan tentang agama Islam yang mana harus merupakan pondasi awal yang harus dibekali kepada anak. Keluarga yang mana pemahaman Orang tua tentang Agama Islam masih sangat kurang, tingkat pengetahuan tentang agama Islam masih sangat minim, baik dari segi hubungan kepada Allah maupun hubungan kepada manusia. 

Upaya atau strategi untuk meningkatkan pendidikan akhlak pada remaja dalam keluarga di Era Industri 4.0 lebih ditekankan pada kualitas pendidikan agama Islam yaitu meliputi :

  1. Mengenal Allah dan ciptaannya guna mempertebal iman dan keyakinannya. Dengan kekuatan iman yang berdasarkan tauhid, para remaja mempunyai kekuatan batin yang tangguh dalam menghadapi tantangan, cobaan dan godaan hidup.
  2. Mengenal diri dan lingkungannya. Menghayati makna dan tujuan hidup serta mengetahui jalan kehidupan yang baik yang diridhoi oleh Allah dan membawa keselamatan dan kebahagiaan hidup serta terhindar dari perbuatan yang tercela yang membawa akibat buruk bagi kehidupan dirinya dan masyarakat lingkungannya.
  3. Memelihara hubungan dengan Allah. Memelihara hubungan dengan manusia dalam tatanan hidup bermasyarakat dan berbangsa, memelihara hubungan dengan alam lingkungan. Dengan memelihara ketiga hubungan tersebut, para remaja dapat memelihara kesucian dan keutuhan dirinya serta keseimbangan hidup antara kehidupan fisik materiil dan mental spiritual, kehidupan jasmani dan rohani, kehidupan jiwa dan raga, serta kehidupan dunia dan akhirat.
  4. Mengetahui, memahami dan menghayati nilai-nilai dan norma-norma baik dan buruk, benar dan salah, serta batas-batas mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati nilai-nilai dan norma-norma tersebut, para remaja akan menjaga dirinya agar selalu hidup di jalan yang benar, jalan yang di Ridhoi oleh Allah SWT.

Untuk mencapai interaksi yang baik antara orang tua dengan anak-anaknya maka dalam keluarga itu harus menjalankan peranannya sesuai dengan fungsi dan kedudukannya, baik di dalam keluarga itu sendiri maupun di lingkungan masyarakat. (Fatikah Wahyuningrum)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun