Jurnalis investigatif terkemuka, Mech Dara, telah menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat internasional serta kelompok hak asasi manusia. Mech Dara, ditahan oleh kepolisian militer Kamboja pada akhir September 2024. jurnalis yang dikenal karena laporan investigasinya tentang perdagangan manusia dan korupsi, ditangkap pada akhir September di tengah tuduhan incitement to cause social unrest yang ditetapkan oleh pengadilan Phnom Penh. Penangkapan ini terjadi saat Dara sedang melintasi provinsi Koh Kong, di mana enam kendaraan polisi militer Kamboja mengelilingi dan menangkapnya di sebuah gerbang tol. Penahanan ini menimbulkan kritik tajam dari berbagai pihak yang menilai bahwa tindakan tersebut merupakan serangan terhadap kebebasan pers di negara yang telah mengalami penurunan drastis dalam indeks kebebasan media.
Pelanggaran terhadap Kebebasan Pers
Menurut juru bicara polisi militer Kamboja, penangkapan Dara didasarkan pada surat perintah resmi, namun tidak dijelaskan detail terkait alasan hukum spesifik yang mengarah pada penahanan tersebut. Pihak berwenang Kamboja menyatakan bahwa penangkapan ini dilakukan berdasarkan tuduhan "penghasutan terhadap ketertiban sosial" yang berasal dari serangkaian unggahan media sosial Dara yang dianggap provokatif. Pengadilan Phnom Penh menyatakan bahwa tuduhan ini tidak terkait dengan aktivitas jurnalistik Dara, melainkan pada penyebaran informasi yang diklaim dapat meresahkan masyarakat. Selain itu, Pihak militer Kamboja yang menangkap Dara menyatakan bahwa tindakan mereka mengikuti perintah pengadilan. Namun, dalam praktiknya, keluarga dan tim hukum Dara tidak mendapatkan informasi tentang keberadaannya selama hampir 24 jam setelah penangkapan, sebuah pelanggaran yang dikritik oleh kelompok HAM dan aktivis kebebasan pers. Naly Pilorge, direktur bersama kelompok HAM Licadho, mendesak pembebasan Dara dan menilai penangkapan ini sebagai ancaman serius bagi akses masyarakat Kamboja terhadap informasi.
Penahanan Dara, yang pernah menerima penghargaan dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken atas dedikasinya mengungkap skandal perdagangan manusia di Kamboja, dianggap menambah daftar panjang tindakan represif pemerintah Kamboja terhadap jurnalis independen. Hal tersebut juga memicu spekulasi bahwa penangkapan tersebut bertujuan untuk membungkam suara kritis yang sering kali mengangkat pelanggaran hak asasi manusia, termasuk praktek perdagangan manusia yang melibatkan ribuan pekerja di pusat-pusat penipuan daring. Data dari laporan investigatif menunjukkan bahwa pusat-pusat ini sebagian besar dikelola oleh sindikat mafia asal Tiongkok, yang mempekerjakan orang-orang yang dipaksa bekerja di bawah ancaman dan penyiksaan. Praktek semacam ini sangat umum di wilayah perbatasan Kamboja dan Myanmar, di mana pekerja yang terjebak di sana dipaksa untuk menjalankan skema penipuan daring yang menargetkan korban di seluruh dunia.
Framing Media Internasional: CNBC sebagai salah satu AktorÂ
Dalam menganalisis liputan berita ini dengan pendekatan konsep framing yang diuraikan oleh Robert N. Entman, terlihat jelas bagaimana berbagai media internasional, yang salah satunya CNBC, dapat diidentifikasi bahwa pada narasi yang diberitakannya terkait isu ini telah memenuhi empat tahap framing untuk menyajikan kasus ini. Pertama, dalam tahap "Define Problems" atau mendefinisikan masalah, CNBC dan beberapa media berita mendefinisikan permasalahan utama pada kasus ini sebagai ancaman terhadap kebebasan pers dan penindasan terhadap hak untuk mengakses informasi di Kamboja. Kasus Dara dianggap sebagai cerminan dari meningkatnya tekanan terhadap jurnalis yang kerap meliput pelanggaran-pelanggaran HAM dan praktek perdagangan manusia. Fokus utama CNBC adalah membingkai penangkapan ini sebagai upaya pemerintah untuk menghambat peran media dalam mengungkap kejahatan besar yang sering kali melibatkan kekuatan politik dan sindikat kejahatan internasional. Tindakan ini dipandang sebagai ancaman terhadap hak sipil dan kebebasan pers, mengarahkan audiens pada kesadaran tentang risiko penindasan negara terhadap jurnalisme kritis di Kamboja.
Pada tahap "Diagnose Causes" atau mendiagnosis penyebab CNBC, serta sumber-sumber lain, menyoroti bahwa penyebab utama dari penahanan Dara adalah aktivitas investigatifnya yang menyoroti hubungan antara korupsi pemerintah Kamboja dan praktik perdagangan manusia yang terjadi di pusat-pusat penipuan daring. Tindakan pemerintah Kamboja dianggap sebagai bentuk intimidasi terhadap pihak-pihak yang mencoba mengungkap kebenaran di balik praktek-praktek kejahatan yang kerap mengabaikan nilai-nilai hak asasi manusia dan hukum internasional. Pemerintah Kamboja dianggap melakukan tindakan represif sebagai reaksi terhadap investigasi Dara, yang bisa merusak citra pemerintah dan stabilitas politik dalam negeri.
Selanjutnya, pada fase "Make Moral Judgement" atau membuat penilaian moral, CNBC menyoroti posisi moral yang memihak kebebasan pers dan menentang pelanggaran hak asasi manusia. Penahanan Dara dinilai sebagai tindakan tidak etis yang merampas haknya sebagai jurnalis untuk melaporkan kebenaran. Dukungan dari tokoh-tokoh internasional, termasuk perwakilan Amerika Serikat dan Australia, memperkuat persepsi bahwa tindakan terhadap Dara mencederai nilai-nilai keadilan dan hak asasi manusia yang seharusnya dilindungi oleh negara. Kondisi moral yang ditonjolkan dalam pemberitaan CNBC menunjukkan simpati dan dukungan terhadap Dara yang dipandang sebagai pahlawan bagi kebebasan pers. Jurnalis berusia 36 tahun ini telah dihormati oleh banyak pihak atas dedikasinya mengungkap perdagangan manusia, yang bahkan membuatnya menerima penghargaan "TIP Hero" dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada 2023. Dalam perspektif ini, penangkapan Dara dianggap sebagai tindakan tidak bermoral dan langkah yang melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia yang dijamin secara konstitusional, baik dalam undang-undang Kamboja maupun hukum internasional.
Akhirnya, pada tahap "Treatment Recommendation" atau rekomendasi solusi, berbagai media dan organisasi HAM mendesak pembebasan Mech Dara. Selain itu, mereka menyerukan pemerintah Kamboja untuk menghormati kebebasan pers dan menciptakan lingkungan di mana jurnalis dapat bekerja tanpa rasa takut. Rekomendasi lain, seperti sanksi terhadap aktor-aktor politik yang terlibat dalam perdagangan manusia, diusulkan untuk meningkatkan akuntabilitas dan membatasi pelanggaran HAM lebih lanjut. Dalam narasinya, CNBC menerapkan teknik empati dengan menonjolkan perjuangan Dara sebagai jurnalis yang gigih mengungkap kejahatan besar di Kamboja, sehingga khalayak diarahkan untuk bersimpati terhadap penderitaannya akibat tekanan pemerintah. Aspek lainnya, seperti penindasan kebebasan pers dan peran Dara dalam menyuarakan keadilan, juga ditekankan untuk menggambarkan situasi Kamboja yang semakin sulit bagi media independen.
Organisasi-organisasi internasional dan pemerintahan negara-negara asing, seperti Amerika Serikat dan Australia, telah menyatakan keprihatinan mereka dan mendesak Kamboja untuk menghormati kebebasan pers. Meskipun di sisi lain, pemerintah Kamboja menyatakan bahwa tindakannya sah dan bukanlah pelanggaran terhadap kebebasan pers. Penangkapan Mech Dara menggarisbawahi pentingnya kebebasan pers dalam pengungkapan isu-isu sensitif yang berpotensi membahayakan kepentingan kelompok tertentu. Ke depan, kasus ini akan menjadi sorotan penting bagi para aktivis dan media dalam memperjuangkan kebebasan informasi di kawasan Asia Tenggara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H